
Infokaltim.id, Samarinda- Anggota Komisi I DPRD Samarinda, Nursobah mengapresiasi kemampuan kepala daerah Samarinda yang membuat pendapatan melampaui seratus persen. Bahkan meraih penghargaan terbaik Nasional.
“Saya menghargai kerja keras kepala daerah dan seluruh Organisasi Perangkat daerah atau OPD sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah meningkat,” ujar Nursoba, Senin (03/05/2023).
Dirinya mendorong agar Pemkot Samarinda terus melakukan konsolidasi pembangunan meski APBD 2022 menyisakan silpa hingga kurang lebih Rp600 milyar, “Angka surplus yang besar dan bisa kita re-desain untuk berbagai usulan prioritas penuh manfaat,” tuturnya.
Dia pun memberikan usulan pembangunan yang wajib dan prioritas untuk dialokasikan dengan perspektif pembangunan Ibukota Kaltim dalam menjawab tantangan sebagai kota Penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), sebagai berikut:
- Harus serius mengentaskan kemiskinan, sangat bisa dilakukan, hanya 9.032 kepala keluarga miskin dan cuma 1.600an yang miskin extrem. Setahun anggaran dapat dituntaskan atau 2 tahun anggaran.
- Setahun anggaran jika pemerintah melibatkan RT, masjid, tempat ibadah dan langgar serta tokoh masyarakat. 2 tahun anggaran jika pemerintah atasi sendiri.
- Alokasikan silpa lebih untuk menutup semua jalan berlubang, pasti Samarinda nyaman. Cukup Rp100 milyar. Tak ada tengah jalan berlubang di Samarinda jadi mulus.
- Alokasikan Rp100 miliar untuk penerangan lampu jalan. Pasti. Samarinda menjadi primadona persinggahan semua visitor dan wisatawan Domestik.
- Alokasikan Rp20 miliar untuk 100 titik wifi gratis. “No. Pasword”. Ini juga akan melejitkan warga berbudaya literasi terbaik di Indonesia dan dunia.
- Alokasikan Rp50 miliar layanan kesehatan gratis dengan “dokter on call”. Pasti turunkan angka kematian dan penderita kritis.
- Anggaran Rp100milyar untuk UMKM dan penguatan produk lokal agar Samarinda jadi produsen banyak UMKM dalam usaha memenuhi keperluan ekspor luar kota dan antar propinsi bahkan dunia.
“Jika kemiskinan sudah diatasi. Maka semua warga akan menjadi muzakki (berkemampuan) dan selalunya menjadi kontributor kota atau donatur bangsa. Bukan lagi sebagai beban daerah,” tuturnya.
[Ard|Ads]