Infokaltim.id, Samarinda – Tragedi kebakaran yang terjadi di kawasan Glodok, Jakarta, menjadi perhatian serius Komisi III DPRD Kota Samarinda. Sebelumnya, masalah keamanan tempat hiburan memang sudah menjadi perhatian setelah insiden kebakaran di tempat hiburan Lapangan Gelodok Jakarta pada 2025 lalu. Insiden nahas itu menewaskan 32 orang karena terhalangnya akses keluar saat kebakaran terjadi.
“Kami ingin memastikan bahwa tempat-tempat hiburan malam di Samarinda betul-betul aman. Kita tidak ingin tragedi seperti di Glodok terulang di kota kita,” tegasnya.
Masih sedikit Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang berfungsi dari beberapa hasil tempat yang dikunjungi.
“Ada beberapa catatan penting yang kami temukan, termasuk masalah pintu exit dan jalur evakuasi yang masih banyak terhalang barang-barang, bahkan tulisannya yang terlalu kecil dan tidak menyala ketika listrik padam” ungkap Deni.
Lebih detail, Deni memaparkan temuan-temuan tersebut meliputi ketidaksesuaian ketinggian pintu darurat, tidak adanya tanda panah atau petunjuk evakuasi yang jelas, serta ketiadaan alarm tanda bahaya di beberapa lokasi.
“Dengan kapasitas pengunjung yang besar, jalur evakuasi yang tidak memadai bisa sangat berbahaya. Dalam kondisi darurat, proses evakuasi bisa memakan waktu lebih dari satu jam dan tentunya akan menimbulkan kepanikan,” jelasnya.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Samarinda, menambahkan pentingnya memiliki tim khusus yang terlatih untuk menghadapi situasi darurat.
“Kita perlu tim yang anti-panik, yang sudah terlatih dan tahu persis apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran,” tegasnya.
[Arya|Anl|Ads]