Infokaltim.id, Samarinda – Pembangunan Tugu Pesut di Kota Samarinda kembali menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Bentuk tugu yang mengusung konsep siluet serta anggaran proyek yang mencapai Rp1,1 miliar memicu beragam tanggapan dari berbagai kalangan.
Sejumlah warga mempertanyakan apakah desain tugu tersebut benar-benar mencerminkan ikon pesut Mahakam, mengingat bentuknya yang dianggap kurang realistis.
Di sisi lain, ada pula yang mengapresiasi pendekatan seni kontemporer yang diterapkan dalam proyek ini.
Menanggapi kritik yang muncul, Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar, menegaskan bahwa desain tugu tersebut memang sengaja dibuat tidak menyerupai pesut secara utuh.
“Tugu ini bukan sekadar patung pesut, tetapi karya seni dengan konsep siluet. Pendekatan ini dipilih untuk memberikan kesan artistik yang lebih modern dan unik,” ujar Deni.
Ia juga menjelaskan bahwa tugu ini bertujuan untuk menjadi landmark baru yang mencerminkan hubungan erat antara Kota Samarinda dan Sungai Mahakam, habitat asli pesut Mahakam yang semakin langka.
Terkait besarnya anggaran yang digunakan, Deni mengakui bahwa transparansi dalam pengelolaan dana publik sangat penting.
DPRD berjanji akan melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa penggunaan anggaran sesuai dengan perencanaan.
“Kami akan meminta laporan rinci mengenai komponen biaya proyek ini agar masyarakat mendapatkan kejelasan dan dana yang dikeluarkan benar-benar memberikan manfaat optimal,” tegasnya.
Meski menuai pro dan kontra, pihak pemerintah berharap masyarakat dapat melihat nilai artistik dan simbolik dari Tugu Pesut ini serta bersama-sama menjaga ikon baru Kota Samarinda.
[anr|anl|adv]