Infokaltim.id, Samarinda- Isu pencemaran sungai di Kalimantan Timur (Kaltim) kembali mencuat, terutama terkait limbah batu bara dari aktivitas pertambangan yang semakin meresahkan masyarakat.
Anggota DPRD Kaltim, Muhammad Samsun, menegaskan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi telah membawa dampak signifikan terhadap kehidupan warga, khususnya mereka yang bergantung pada sungai sebagai sumber mata pencaharian.
“Air sungai yang tercemar menyebabkan hasil tangkapan nelayan menurun drastis. Ini mengganggu keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Samsun, Rabu (7/5/2025).
Menurutnya, perusahaan tambang harus menunjukkan tanggung jawab yang lebih besar terhadap dampak lingkungan dari operasional mereka.
Ia mengingatkan bahwa kerusakan lingkungan, meski terlihat kecil, bisa memicu masalah besar di kemudian hari.
“Kita perlu memperkuat pengawasan dan menerapkan standar lingkungan yang ketat. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menjadi bom waktu bagi kelestarian alam,” katanya.
Samsun juga mendorong adanya kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku industri tambang, dan masyarakat dalam mengendalikan pencemaran lingkungan.
Dia menekankan pentingnya keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya alam.
“Saya berharap perusahaan tambang lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan tidak semata-mata mengejar keuntungan,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa perlindungan lingkungan harus menjadi prioritas demi menjaga keseimbangan alam bagi generasi mendatang.
“Menjaga lingkungan bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga bentuk investasi jangka panjang bagi kehidupan kita semua,” tutup Samsun dengan nada optimistis.
[anr|anl|adv]