Infokaltim.id, Samarinda- Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) kini menerapkan pendekatan baru dalam membina generasi muda.
Tidak lagi hanya berfokus pada pelatihan teknis, program pembinaan kini mengedepankan pembentukan karakter dan penguatan soft skill sebagai tahap awal yang fundamental.
Analis Kebijakan Ahli Muda di Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Kaltim, Hasbar Mara, menjelaskan bahwa pendekatan ini dibagi dalam dua tahapan berurutan: klaster pemberdayaan dan klaster pengembangan.
“Langkah awal yang kami lakukan adalah membekali peserta dengan mentalitas yang kuat, nilai-nilai karakter, serta kemampuan interpersonal. Baru setelah itu mereka akan mengikuti pelatihan teknis yang sesuai dengan minat serta kebutuhan industri,” ujar Hasbar pada Kamis (26/6/2025).
Program ini ditargetkan menjangkau total 8.000 pemuda, terdiri dari 3.000 peserta dalam tahap pemberdayaan dan 5.000 di tahap pengembangan.
Pelatihan tidak hanya melatih keterampilan kerja, tetapi juga membekali peserta dengan kemampuan kepemimpinan, komunikasi efektif, serta kerja sama dalam tim.
Hasbar menegaskan bahwa tujuan program ini bukan semata menghasilkan tenaga kerja siap pakai, melainkan mencetak pribadi yang tangguh secara mental dan memiliki kepedulian sosial.
“Di tengah tantangan zaman, pemuda harus punya ketahanan emosional dan empati. Mereka perlu jadi agen perubahan, bukan hanya pencari kerja,” katanya.
Meski inisiatif ini mendapat sambutan positif, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah ketimpangan fasilitas dan akses di daerah-daerah tertentu yang masih terbatas infrastruktur.
Dispora Kaltim menyatakan tetap mengutamakan kebutuhan dasar peserta agar pelaksanaan program berjalan efektif.
Dukungan logistik, konsumsi, dan kebutuhan teknis lainnya dipastikan tersedia, bahkan di daerah dengan keterbatasan.
Menariknya, kalangan mahasiswa kini turut menjadi sasaran program. Hasbar menilai mahasiswa memiliki potensi besar sebagai penggerak perubahan sosial di lingkungannya.
“Jika mahasiswa dipersiapkan dengan karakter yang kuat dan soft skill yang baik, mereka akan mampu mendorong perubahan di komunitas mereka masing-masing,” tambahnya.
Dispora Kaltim menilai kesuksesan program bukan dari jumlah kegiatan, tetapi dari dampak nyata yang dirasakan di tingkat individu maupun masyarakat.
“Yang kami inginkan adalah pemuda yang aktif, berani mengambil peran, dan punya kontribusi nyata dalam pembangunan daerah. Mereka bukan hanya pengamat, tapi pelaku perubahan,” pungkas Hasbar.
[Anr|Anl|Dispora Kaltim]