Infokaltim.id, Samarinda- Banjir yang melanda beberapa wilayah di Kalimantan Timur kembali mendapat perhatian serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi, mengingatkan bahwa kejadian ini menjadi sinyal penting bagi seluruh pihak untuk bersinergi dalam menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.
Menurut Reza, saat ini bukan waktunya saling menyalahkan, melainkan bersama-sama mengevaluasi faktor penyebab banjir.
Beberapa di antaranya adalah berkurangnya area resapan air, kondisi geografis daerah, serta belum optimalnya sistem drainase dan aliran sungai.
“Penanganan banjir bukan semata tanggung jawab pemerintah saja, namun juga memerlukan partisipasi aktif masyarakat. Mulai dari menjaga kebersihan hingga melakukan penghijauan lingkungan,” ujarnya, Rabu (28/5/2025).
Ia menambahkan, langkah kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan dan berkontribusi dalam program penanaman pohon dapat memberikan dampak positif dalam mencegah banjir.
Intensitas hujan lebat yang melanda Samarinda sejak Selasa dini hari menyebabkan genangan air hingga 1 meter di beberapa titik.
Data dari BMKG menunjukkan curah hujan mencapai 50 sampai 85 milimeter per jam hingga pagi hari pukul 08.00 WITA.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, Suwarso, menyampaikan bahwa banjir kali ini diperburuk oleh pasang besar di Sungai Mahakam.
Hal tersebut menyebabkan meluapnya anak sungai seperti Karang Mumus dan Karang Asam, sehingga air merendam wilayah dataran rendah seperti Palaran, Sambutan, dan Samarinda Ilir.
“Pasang besar di Sungai Mahakam dikombinasikan dengan curah hujan tinggi membuat air sulit mengalir sehingga genangan masih terjadi di sejumlah lokasi di Samarinda,” jelas Suwarso.
Reza mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama duduk mencari solusi jangka panjang dan meningkatkan kesadaran agar lingkungan di Kaltim lebih tangguh menghadapi bencana serupa di masa depan.