Infokaltim.id Tenggarong- Anggota DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Saparuddin Pabonglean, mendesak pemerintah daerah untuk segera melakukan revitalisasi Taman Replika Kerajaan Nusantara di Kelurahan Panji, Tenggarong.
Taman ini telah menjadi sorotan sejumlah pihak beberapa waktu lalu karena kondisi yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah daerah.
Saparuddin menekankan bahwa Pemkab Kukar harus serius memperhatikan objek wisata yang ada di Kukar, termasuk Taman Replika Kerajaan Nusantara yang telah dibangun dengan anggaran miliaran rupiah.
Ia meminta Dinas Pariwisata (Dispar) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, yang bertanggung jawab atas pembangunan taman tersebut, untuk menghidupkan kembali objek wisata ini.
“Kalau perlu, direvitalisasi termasuk destinasi wisata yang berdampingan dengan Museum Panji. Itu harusnya segera dituntaskan, termasuk infrastruktur jalan menuju destinasi wisata,” ujar Saparuddin, Jumat (26/7/2024).
Ia juga mengimbau Pemkab Kukar untuk melanjutkan pembangunan taman tersebut hingga tuntas dan menetapkan Organisasi Perangkat Daerah yang bertanggung jawab dengan target-target yang jelas serta pengelolaan yang profesional dan akuntabel.
Saparuddin, politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), percaya bahwa sektor pariwisata bisa menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang potensial jika dikelola secara profesional.
“Tapi kalau pemerintah mengelola setengah hati, seperti Pulau Kumala yang begitu-begitu saja, hanya menghambur-hamburkan duit. Memang harus profesional,” tegasnya.
Menurut Saparuddin, tahun ini APBD Kukar mencapai angka Rp 12,6 triliun, dan ini merupakan momentum yang bagus untuk melakukan pemerataan pembangunan di Kukar.
Ia menekankan pentingnya memanfaatkan anggaran tersebut untuk pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat, bukan untuk kegiatan hura-hura yang tidak jelas tujuannya.
Ia sangat menyayangkan jika anggaran sebesar itu tidak dimanfaatkan dengan maksimal oleh pemerintah daerah untuk mensejahterakan masyarakat Kukar.
“Sayang kalau tidak maksimal dimanfaatkan untuk pembangunan di Kutai Kartanegara, apalagi yang sifatnya hanya hura-hura yang tidak jelas. Itu enggak terlalu besar kok biayanya untuk bikin replika-replika,” tutup Saparuddin.
[Adv|DPRD Kukar]