Infokaltim.id, Bontang- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Agus Haris menyayangkan tingginya angka pengangguran di Kota Bontang, mengingat wilayah Bontang merupakan daerah industri.
Menurutnya pemerintah semestinya lebih giat mengadakan pelatihan dunia usaha atau industri untuk meningkatkan skill atau kemampuan warga Kota Taman. Sehingga pengangguran bisa ditekan, lantaran masyarakat memiliki kemampuan yang dibutuhkan perusahaan.
“Bontang sempit kok, perusahaan di mana-mana. Makanya sayang kalau penganggurannya tinggi sebaiknya buka pelatihan, kan ada APBD,” sebutnya saat dihubungi, Rabu (16/08/2023).
Agus Haris juga bilang agar pemerintah lebih mengutamakan tenaga kerja lokal ketimbang tenaga kerja dari luar daerah. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2018 tentang rekrutmen dan penempatan tenaga kerja.
“Perda yang sudah kita bikin ini seharusnya dimaksimalkan. Aturannya 75 persen pekerja lokal dan 25 persen luar daerah, jangan dibalik,” ucapnya.
Selain itu, di dalam perda tersebut mengatur antara pemberi kerja atau perusahaan wajib lapor secara tertulis ada atau tidak lowongan pekerjaan kepada OPD (Organisasi Perangkat Daerah).
Ia menegaskan pengangguran bisa di entaskan asal pemerintah sebagai eksekutif mampu berkomitmen dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal-nya atau malah lebih banyak memperkerjakan orang luar dengan dalih pencari kerja (pencaker) di Bontang banyak yang hanya mengantongi ijazah SD serta SMP.
“Tidak bisa bisa disalahkan yah, jangan karena mereka tidak lulus sekolah lalu tidak punya keterampilan kerja. Justru harus dirangkul, beri kesempatan melalui pelatihan,” ujarnya.
Sebagai informasi angka pengangguran di Kota Bontang masih tinggi. Terbilang Januari hingga Maret 2023 pencarian kerja (pencaker) berjumlah 2.015 orang, sementara lapangan pekerjaan hanya tersedia untuk 365 orang, lowongan tersebut tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja di wilayah Kota Taman.
[Mra|Anl|Ads].