Infokaltim.id, Samarinda – Banyak pengunjung yang keluhkan parkir di Mall Samarinda Central Plaza (SCP) mahal dan memilih untuk parkir di seberangnya yakni Jalan Pulau Irian.
Hal itu lantaran Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda telah melakukan pengamanan di sepanjang jalan tersebut.
Kepala Dishub Samarinda Hotmarulitua Manalu menjelaskan sudah mengusulkan pada pihak SCP untuk memberikan gratis parkir pada pengunjung di bawah 10 menit.
“Kita usulkan, karena memang kapasistas di dalam itu banyak. Jadi kita putar otak ini bagaimana agar di Jalan Pulau Irian tidak macet lagi,” urainya, Kamis (27/07/2023).
Sementara itu Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Laila Fatihah usulkan pada Dishub, agar semua masyarakat yang bertujuan ke SCP wajib parkir di dalam.
Harga parkir yang berlipat ketika di dalam mall, Laila menilai itu sudah ideal. Sehingga pemerintah ataupun pengelola mall tidak perlu melunak, untuk menurunkan harga parkir.
“Supaya tidak ada yang parkir di luar lagi. Ya itu sudah sesuai aturan kalau menurut saya. Tidak perlu ada yang direvisi, itu sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sudah sesuai dengan perwalinya,” terangnya.
Andil masyarakat terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) ini pengunjung justru harus ikut aturan yang ada, bukan malah memilih tarif Rp2 ribu tanpa hitungan jam alias tarif flat.
Karena dengan parkir di dalam mal itu, akan membantu meningkatkan PAD dari sektor parkir. Karena dari PAD itu lahir pembangunan-pembangunan.
“Jangan hanya mengeluhkan tidak mendapatkan pembangunan yang maksimal sementara mereka memilih tarif flat yang tidak membantu untuk meningkatkan PAD Kota Samarinda,” tambah.
Ia melihat, banyak saja pengunjung yang mau parkir di dalam, sehingga pengunjung yang parkir di luar harus meningkatkan kesadaran soal parkir untuk kemudian parkir pada tempatnya.
Jika nantinya parkir di dalam sampai penuh, Laila masih tidak membenarkan adanya parkir tepi jalan. Ia turut mendorong agar Dishub bersama pengelola SCP berkomunikasi untuk menambah lahan parkir di dalam Mal SCP.
“Kecuali misal pada momen tertentu seperti hari besar keagamaan dan sampai membludak, misal lebaran atau natal. Nah itu kan setahun sekali, kalau dimomen itu oke lah, asal jangan setiap hari,” tegasnya.
[Anr|Ard|Ads]