Banyak Warung Sediakan Menu Daun Ganja, DPRD Samarinda Minta Ditertibkan

Infokaltim.id, Samarinda- Samarinda termasuk kota yang kaya akan kuliner beraneka ragam, sebab Kota Tepian ini termasuk multikultural sehingga mempengaruhi sajian kuliner yang berbeda sesuai budaya masing-masing.

Kreatifitas menyajikan kuliner memang mengundang selera dan cita rasa yang khas. Begitu juga pemilik usaha kuliner juga harus membangun brand agar nampak dikenal dan mudah diingat.

Namun, tidak semua sajian makanan maupun nama brandnya dibuat sedikit aneh agar mudah diingat atau diistilahkan dengan jaman sekarang yaitu viral.

Seperti sajian kuliner dengan menamakan daun ganja. Padahal nama daun ganja itu dikategorikan sebagai bahan baku yang dilarang di Indnesia. Tapi, dengan mudahnya sebagian warung makan menamakan menu daun ganja.

Hal ini terdengar aneh, namun banyak yang menikmati sajian menu yang dinamakan daun ganja tersebut.

Menyikapi fenomena itu, Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti menyayangkan sebagian warung makan yang menamakan sajian khusus untuk daun ganja.

“Kami merasa ganjil ya, karena saat ini kita memerangi narkoba termasuk daun ganja itu, tapi justrul banyak orang yang membuka usaha makan menyajikan menu yang dinamakan ganja itu. Padahal itu diperangi di negeri kita ini,” ujarnya, Senin (13/06/2022).

Politikus Demokrat itu meminta Pemkot Samarinda agar melakukan langkah untuk membina atau menghilangkan nama dagangannya dengan ganja.

Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti. (Infokaltim.id/Ardian).

“Sebenarnya tidak etis dan melanggar aturan karena menjual sesuatu tapi hukum melarangnya,” tegasnya.

Dirinya bakal menyampaikan ke pihak Pemkot Samarinda untuk melakukan pengecekan hingga penertiban, meskipun hanya nama dan merek dan dianggap sepele. Namun, efeknya sangat luas bahkan dianggap sesuatu yang biasa saja.

“Kita berharap ditelusuri bahan bakunya oleh pihak terkait,” harapnya.

Diketahui warung yang menyajikan menu nasi ayam daun ganja itu bahan bakunya berasal dari kangkung digoreng kering kemudian dinamakan menu daun ganja.

[Ard | Ads]