Infokaltim.id Bontang- Wakil Ketua Komisi I DPRD Bontang Tri Ismawaty meminta pemerintah untuk tetap mempertahankan kinerjanya dalam hal penurunan angka stunting. Pasalnya, Pemerintah Kota Bontang harus lebih waspada dengan kasus stunting.
“Jangan sampai karena sudah turun, sudah lepas tangan dan bukan program prioritas lagi,” terang Tri, Selasa (16/07/2024).
Dalam hal ini, penurunan angka stunting mendapat apresiasi dari Komisi I DPRD Kota Bontang. Namun, Tri menginginkan pemerintah tetap waspada dan tetap mempertahankan kinerjanya dalam program penurunan angka stunting.
“Program penurunan angka stunting ini kan sudah masuk di setiap Posyandu, dengan pemberian telur, makanan tambahan,” ujarnya.
Disebutkan sebelumnya, bahwa angka stunting sempat naik dari hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 prevalensi stunting di Bontang mencapai 27,4 persen dari sebelumnya 21 persen.
Pemerintah Kota Bontang, telah melakukan operasi timbang serentak untuk memantau seluruh balita di wilayah Kota Bontang. Dari hasil operasi timbang, diperoleh perkiraan angka stunting mencapai 19,6 persen.
Terbaru, Pemerintah Kota Bontang kembali mengklaim penurunan angka stunting yang mencapai 18 persen. Sementara, target nasional penurunan angka stunting di 2024 ini ditarget 14 persen.
Berbagai program penurunan angka stunting sudah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun CSR perusahaan di Bontang. Pemberian telur, makanan tambahan, operasi timbang serentak, hingga bapak asuh juga sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan.
Perbedaan angka stunting oleh SKI dan Pemerintah Kota Bontang, diduga dikarenakan cara pengambilan data, dimana SKI mengambil survei berdasarkan sampel, sementara operasi timbang menyasar semua balita yang terindikasi masuk dalam kategori stunting.
[Ryu|Adv DPRD Bontang]