Infokaltim.id, Bontang- Anggota DPRD Kota Bontang, Yassier Arafat, mengungkapkan keprihatinannya terkait tidak berjalannya kembali gerobak pengangkut sampah yang dulu pernah ada di sejumlah wilayah. Ia mempertanyakan apakah permasalahan ini disebabkan oleh fasilitas yang sudah usang atau kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang bertugas sebagai pengangkut sampah.
“Gerobak pengangkut sampah dulu sudah ada, tetapi sekarang tidak berjalan lagi. Apakah ini karena fasilitasnya yang perlu peremajaan atau karena kurangnya SDM untuk menarik gerobak? Hal ini harus dievaluasi dan dimunculkan kembali,” ujar Yassier Arafat, Kamis (17/10/2024).
Yassier menjelaskan bahwa saat ini layanan gerobak pengangkut sampah hanya tersedia di beberapa RT, dan itu pun disebabkan oleh adanya iuran angkutan sampah yang cukup besar, namun dinilai tidak sebanding dengan layanan yang diterima warga. Ia menilai, pengelolaan sampah harus diperhatikan secara serius oleh ketua RT dan kelurahan untuk memastikan layanan yang lebih baik bagi masyarakat.
“RT yang mengelola sampah harus lebih memahami situasi ini, dan kelurahan perlu memanggil mereka untuk membahas bagaimana cara mengelola sampah yang lebih baik. Iuran yang ada saat ini, terutama di daerah pesisir, Rp 15 ribu mungkin terlalu besar bagi warga yang lebih membutuhkan dana untuk kebutuhan lainnya,” jelasnya.
Yassier mengusulkan agar iuran sampah dihapuskan atau digratiskan, mengingat anggaran Kota Bontang yang fantastis. Menurutnya, dana pelatihan dan bimbingan teknis (bimtek) bisa sedikit dialihkan untuk mendukung pengelolaan sampah yang lebih efektif dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Kalau iuran sampah bisa digratiskan, tentu akan lebih baik. Saat ini anggaran Bontang sangat besar, dan sebagian anggaran bimtek bisa dialihkan untuk pengelolaan sampah. Ini akan membantu meringankan beban masyarakat dan memastikan lingkungan tetap bersih,” tutupnya.
[Ryu|Adv DPRD Bontang]