Disbun Kukar Sebut Pembangunan Pabrik Migor di Kukar Tergantung Investor dan Kebijakan Pusat

Kabid Usaha dan Penyuluhan Disbun Kukar, Samsiar. (Infokaltim.id/Rahadian).

Infokaltim.id, Tenggarong- Belakangan ini, kelangkaan minyak goreng terus terjadi diseluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang merupakan daerah kedua terbesar produsen tandan buah sawit setelah Kabupaten Kutai Timur, di Kalimatan Timur (Kaltim).

Meskipun memiliki bahan baku sawit, namun juga Kukar tetap saja mengalami kelangkaan minyak goreng. Diketahui juga, bahwa buah sawit adalah bahan baku untuk membuat crude palm oil (CPO), yang juga menjadi bahan dasar pembuatan minyak goreng (Migor).

Namun, sampai saat ini Kukar belum memiliki satupun pabrik pengolahan minyak goreng. Walau begitu tak menutup kemungkinan nantinya pabrik pengolah minyak makan itu bisa berdiri di Kukar. Tapi, saat ini tergantung dari investor dan kebijakan pemerintah pusat.

Hal itu, disampaikan, Kepala Bidang Usaha dan Penyuluhan, Dinas Perkebunan (Disbun) Kukar, Samsiar, kepada Infokaltim.id. Disebutnya, peluang untuk membuka pabri minyak goreng di Kukar sangat terbuka.

“Bahan bakunya disini, pasti lebih ekonomis bila ada pabrik,” ujarnya, Jum’at (18/03/2022).

Dia menjelaskan, bila pabrik minyak goreng di Kukar nantinya bisa dibangun pasti menjadi nilai tambah ekonomi di kabupaten ini. Karena, kapasitas produksi tandan buah segar sawit di Kukar belum mencukupi standar, untuk syarat membangun pabrik.

“Sebetulnya hal itu harus dikaji ulang, karena Kukar mampu menghasilkan 2,5 juta ton TBS sawit pertahun,” tuturnya.

Disebutkannya, bahwa pihaknya terbuka bagi Investor dan tergantung kebijakan pemerintah pusat. Untuk mengelola sawit bahkan mendirikan pabrik.

Selain itu, dikatakan Samsiar, bahwa pada 2021 lalu, CPO yang dihasilkan daerah ini mencapai 425.184 ton. Menurutnya minimal bahan baku sejumlah itu bisa memenuhi kebutuhan pembuatan minyak goreng bagi warga lokal.

“Bisa saja memproduksi untuk kebutuhan minyak goreng daerah saja,” sebutnya.

Sementara saat ini, CPO atau minyak mentah itu dikirim ke pulau jawa untuk diproduksi sebagai minyak goreng. Jika terhitung biaya operasionalnya dan biaya produksi pasti membengkak. Sebab harus mengeluarkan biaya produksi dan transportasi dua kali lipat. Bila pabrik bisa dibangun di daerah, ini.

“Justru bisa memangkas harga disini,” ujarnya.

Menurutnya, manfaat pembangunan pabrik minyak goreng di wilayah Kukar sangat luas. Pertama akan menjadi solusi kelangkaan minyak goreng di daerah, seperti sekarang ini.

Hal lain, kata Samsiar, juga menjadi stimulus bagi perusahaan atau petani sawit, untuk memperluas lahan perkebunannya dan berefek pada membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

“Karena semua terkait akan berdampak pada sektor perekonomi masyarakat semakin meningkat,” tuturnya.

[Rzf|Sdh]

Exit mobile version