Infokaltim.id, Bontang- Dua bulan setelah tahun ajaran baru dimulai, distribusi perlengkapan sekolah gratis bagi pelajar SD dan SMP di Kota Bontang masih belum merata. Beberapa sekolah telah menerima semua komponen perlengkapan, namun banyak yang baru menerima sebagian, bahkan ada siswa yang hanya mendapat buku tulis. Sementara itu, seragam dan sepatu masih dalam proses pemesanan yang baru dimulai beberapa pekan lalu.
Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan orang tua yang terpaksa membeli perlengkapan sendiri. Anggota DPRD Kota Bontang, Aloysius Roni, menyuarakan keprihatinannya atas lambannya proses distribusi tersebut.
Legislator dari Partai Golkar ini menegaskan bahwa pemerintah seharusnya lebih sigap dalam menangani masalah ini, terutama dengan memastikan perlengkapan tersedia sebelum tahun ajaran baru dimulai.
“Seharusnya perlengkapan ini sudah disalurkan sebelum siswa masuk sekolah, sehingga orang tua tidak terbebani. Sekarang, banyak dari mereka yang sudah terpaksa membeli perlengkapan sendiri,” ujar Roni.
Ia juga menyayangkan keterlambatan yang masih terjadi hingga bulan September, padahal tahun ajaran baru sudah dimulai sejak Juli. Menurutnya, ini menunjukkan lemahnya manajemen distribusi dan kurangnya pemantauan dari pihak pemerintah daerah.
Penyaluran bantuan perlengkapan sekolah, tambah Roni, seharusnya diawasi secara ketat sejak awal untuk memastikan semua tahapan produksi dan distribusi berjalan sesuai jadwal. Keterlambatan ini hanya akan merugikan orang tua yang sudah membeli perlengkapan, membuat bantuan nantinya tidak terpakai.
“Jika pemerintah tidak bisa memastikan perlengkapan siap pada waktu yang tepat, ini akan terus menjadi masalah. Harus ada perbaikan mekanisme distribusi agar semua siswa bisa menerima perlengkapan tepat waktu,” tegasnya.
Roni mendesak pemerintah daerah segera melakukan evaluasi dan memperbaiki sistem distribusi agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Langkah ini penting untuk memastikan hak para siswa terpenuhi tanpa membebani orang tua.
[Ryu|Adv DPRD Bontang]