Infokaltim.id, Samarinda – Proyek Teras Samarinda yang telah selesai dibangun namun sepi pengunjung menjadi sorotan DPRD Kota Samarinda. Kondisi ini memunculkan pertanyaan tentang kelayakan proyek lanjutan yang rencananya akan menggunakan anggaran daerah dalam jumlah besar.
Anggota Komisi I DPRD Samarinda, Adnan Faridhan mengungkapkan keprihatinannya terhadap minimnya minat masyarakat untuk mengunjungi Teras Samarinda yang telah selesai dibangun.
“Kalau kita lihat, Teras Samarinda 1 saja tidak terlalu ramai dikunjungi. Kalau memang proyek ini hanya sekadar ikon tanpa manfaat yang jelas, sebaiknya dihentikan dulu. Kita tidak boleh membuang-buang anggaran untuk sesuatu yang belum tentu berdampak positif bagi masyarakat,” ujar Adnan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Teras Samarinda yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah terlihat sepi pengunjung pada hari-hari biasa. Hanya pada akhir pekan atau saat ada event khusus, tempat tersebut terlihat ramai. Kondisi ini membuat banyak pihak mempertanyakan efektivitas proyek tersebut dalam menarik minat masyarakat dan wisatawan.
Adnan menilai, sebelum melanjutkan pembangunan Teras Samarinda tahap berikutnya, pemerintah kota seharusnya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Teras Samarinda yang sudah ada. Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa anggaran yang dikeluarkan benar-benar memberikan manfaat yang sebanding bagi masyarakat.
“Saya melihat ada beberapa proyek di Samarinda yang sebetulnya tidak perlu dilanjutkan, salah satunya Teras Samarinda. Teras Samarinda 1 saja sudah bermasalah, jadi menurut saya proyek Teras Samarinda 2, 3, dan seterusnya tidak perlu diteruskan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Adnan mengungkapkan bahwa proyek Teras Samarinda dinilai kurang memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Menurutnya, sebuah proyek infrastruktur seharusnya tidak hanya menjadi ikon kota, tetapi juga mampu memberikan multiplier effect bagi perekonomian lokal.
“Sebuah proyek yang menggunakan anggaran besar seharusnya bisa memberikan dampak ekonomi yang luas. Tapi kalau kita lihat, dampak ekonomi dari Teras Samarinda ini sangat terbatas. Tidak banyak pelaku usaha yang mendapatkan manfaat dari keberadaan proyek ini,” katanya.
Adnan juga menyoroti adanya potensi pemborosan anggaran jika proyek Teras Samarinda terus dilanjutkan tanpa ada evaluasi yang memadai. Menurutnya, di tengah kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah pusat, pemerintah daerah seharusnya lebih selektif dalam memilih proyek yang akan dibiayai.
“Saat ini pemerintah pusat sedang melakukan efisiensi, dan kita di DPRD juga harus mendukung kebijakan tersebut. Kalau memang ada proyek yang tidak terlalu bermanfaat atau dampaknya minimal, sebaiknya dihentikan dulu dan anggarannya dialihkan ke sektor lain yang lebih prioritas,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa seharusnya anggaran daerah lebih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, seperti perbaikan sekolah, peningkatan fasilitas kesehatan, atau infrastruktur dasar lainnya yang lebih dibutuhkan.
“Kita seharusnya memikirkan skala prioritas. Kalau anggaran bisa dialihkan untuk memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak atau untuk menutup kekurangan buku pelajaran anak-anak kita, itu tentu jauh lebih bermanfaat daripada membangun proyek yang tidak terlalu mendesak,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Adnan berharap pemerintah kota bisa lebih bijak dalam mengelola anggaran daerah. Menurutnya, setiap keputusan penggunaan anggaran harus didasarkan pada analisis biaya dan manfaat yang jelas, serta berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
“Kita berharap pengelolaan anggaran daerah bisa lebih bijak dan tepat sasaran. Setiap rupiah yang dikeluarkan harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, bukan sekadar menghabiskan anggaran untuk proyek yang kurang bermanfaat,” pungkasnya.
[Arya|Anl|Ads]