Infokaltim.id, Tenggarong- Wakil Ketua II DPRD Kutai Kartanegara (Kukar), Junadi menyatakan kekhawatirannya terhadap maraknya praktik penangkapan ikan menggunakan metode tidak ramah lingkungan, seperti racun dan setrum.
Kata dia, aktivitas ini tidak hanya membahayakan ekosistem perairan, tetapi juga mencemari lingkungan, terutama di Sungai Mahakam.
“Kita melihat ada praktik penangkapan ikan yang tidak baik, dan hal ini berpotensi merusak ekosistem serta mencemari lingkungan. Banyak ikan yang mati akibat pola ini,” ujarnya, Selasa (26/11/2024).
Sebagai langkah antisipatif, Politikus dari Gerindra tersebut, mendorong warga desa di sekitar untuk memantau aktivitas penangkapan ikan dan memberikan edukasi kepada nelayan.
Ia mengimbau agar para nelayan menerapkan cara-cara ramah lingkungan demi kelestarian lingkungan sungai.
“Saya berharap para nelayan tradisional bisa memahami pentingnya melestarikan lingkungan. Kami sudah bekerja sama dengan pihak desa untuk menjaga ekosistem sungai,” tegasnya.
Dia yang merupakan perwakilan Dapil V menekankan, pentingnya melindungi ekosistem perairan untuk menjamin sumber daya perikanan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Langkah ini, menurutnya, tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga mendukung keberlanjutan ekonomi nelayan di Kukar.
Selain itu, Junadi memastikan bahwa praktik-praktik yang merusak lingkungan dihentikan melalui sinergi antara masyarakat dan pemerintah.
Ia berkomitmen untuk terus mendukung program-program edukasi dan pemberdayaan nelayan, termasuk penerapan metode penangkapan ikan yang berkelanjutan, serta menjaga ekosistem sungai Kukar agar tetap lestari.
“Saya berharap dengan adanya sinergi antara masyarakat dan pemerintah, praktik penangkapan ikan yang merusak lingkungan bisa segera dihentikan,” pungkasnya.
[Adv|DPRD Kukar]