Lahan Padi Kering Panen Satu Kali dalam Setahun, Pengaruhi Rata-rata Angka Rendah Produksi

Teks foto: ilustrasi sawah yang kering karena tidak teraliri air. (Infoakltim.id/Ist)

Infokaltim.id, Sangatta – Lahan pertanian di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terbagi menjadi dua. Yakni lahan basah dan lahan kering.

Untuk lahan basah seperti yang sudah diketahui, sawah. Sedangkan untuk lahan kering biasanya berada dikawasan pegunungan.

“Kalau kering ini dilereng gunung juga banyak, tidak banyak sebenarnya,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Kutim, Dyah Ratnaningrum.

Memang tidak rewel, atau tidak membutuhkan perawatan yang banyak atau tidak membutuhkan air atau pupuk yang banyak seperti lahan basah.

“Tetapi untuk masa panen dia sangat lambat, dalam satu tahun biasanya mereka hanya panen satu kali saja, beda dengan yang basah” paparnya.

Diketahui, untuk padi lahan kering paling tidak membutuhkan waktu enam bulan untuk masa benar-benar sempurna baru dipanen.

“Sedangkan untuk lahan sawah basah, yang normalnya adalah tiga bulan, jadi satu tahun itu bisa panen beberapa kali,” imbuhnya.

Dari lahan sawah basah tersebutlah angka panen rata-rata bisa tinggi. Berbeda dengan lahan kering yang rata-ratanya rendah.

“Tetapi kalau secara global kan kita harus bagi rata-ratanya sehingga jatuhnya cuman 4,5 ton saja, padahal harusnya tidak segitu,” ungkapnya.

Padahal untuk Kecamatan Kaubun sudah mencapai diatas 5 ton untuk lahan basah, sama dengan Miau.

[Anr | Anl | Adv ]