Infokaltim.id, Bontang- Anggota DPRD Bontang, M Irfan, menyampaikan pentingnya peningkatan upaya pemerintah dalam penanganan stunting. Ia menilai bahwa langkah-langkah yang telah diambil pemerintah sudah berjalan, namun masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki agar penanganan stunting bisa lebih efektif ke depan.
“Upaya pemerintah terkait penanganan stunting sudah ada, tinggal melanjutkan dan menyelesaikan kekurangan-kekurangan yang ada. Beberapa hal masih stagnan dan memerlukan perhatian lebih,” ujar M Irfan, Kamis (17/10/2024).
Sebagai anggota DPRD, Irfan berkomitmen untuk terus memberikan masukan kepada pemerintah demi memperkuat strategi penanganan stunting di Bontang. Menurutnya, koordinasi dan perbaikan dalam program-program yang ada sangat penting agar tingkat stunting bisa terus menurun di masa mendatang.
“Kami sebagai Anggota DPRD akan terus memberi masukan kepada pemerintah, agar penanganan stunting bisa lebih optimal dan diharapkan ke depan angka stunting bisa semakin turun,” tambahnya.
Irfan berharap pemerintah dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas gizi, edukasi kesehatan kepada masyarakat, dan pemerataan akses layanan kesehatan untuk mencapai target penurunan stunting secara berkelanjutan di Bontang. Oleh karena itu, pihaknya akan berfokus pada penanganan stunting, sesuai bidangnya di Komisi A atau Komisi I.
Kasus stunting di Bontang memasuki semester kedua makin memburuk. Setelah sempat turun menjadi 18 persen pada Juli lalu. Tingkat prevalansi stunting kembali meningkat menjadi 20,6 persen sesuai data Sistem Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Agustus 2024.
Dinas Kesehatan Kota Bontang berdalih peningkatan angka stunting di Bontang karena partisipasi ke posyandu masyarakat rendah. Dari total 16.226 balita di Bontang, hanya separuh saja aktif partisipasi ke Posyandu.
[Ryu|Adv DPRD Bontang]