Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional, Tips Lansia Sehat Fisik dan Mental

Umroh menjadi salah satu refreshing lansia dalam menambah ibadah.

Oleh: Machnun Uzni (Fouder Sahabat Misykat Indonesia).

Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) diperingati setiap tanggal 29 Mei. Menurut undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan usia lanjut perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuan sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan.

HLUN yang diperingati setiap tanggal 29 Mei merupakan bentuk apresiasi akan peran penting dan strategis para lanjut usia Indonesia dalam kiprahnya mempertahankan kemerdekaan, mengisi pembangunan dan memajukan bangsa.

Hal ini diinisiasi atas peran Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat yang memimpin sidang BPUPKI pada tangal 29 Mei 1945, sebagai anggota paling sepuh (tertua), yang dengan kearifannya mencetuskan gagasan perlunya dasar filosofis negara Indonesia. Menurut laman Kementerian Sosial (Kemsos), HLUN dicanangkanpertama kali secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 29 Mei 1996 di Semarang.

Kehadiran Negara ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan, dimana pemerintah memberikan perhatian khusus kepada Lanjut Usia. Mandat Peraturan Presiden tersebut ditujukan kepada kementerian / lembaga untuk mewujudkan lanjut usia Sejahtera, Mandiri, dan Bermartabat.

Menurut Undang-undang No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, seseorang dikatakan lanjut usia apabila telah mencapai usia 60 (enam puluh tahun) ke atas. Dimulai dengan fase Virilitas (Prasenium) masa persiapan usia lanjut yang menampakan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun). Kemudian usia lanjut dini (Senescen) kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini (60-64 tahun) dan Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degenerative yaitu usia diatas 65 tahun.

Sedangkan menurut WHO lanjut usia meliputi usia pertengahan (Middle Age), yaitu kelompok dengan rentang usia 45-59 tahun, usia lanjut (Elderly), yaitu kelompok dengan rentang usia antara 60-70 tahun, lanjut usia tua (Old), yaitu kelompok dengan rentang usia antara 75-90 tahun, dan usia sangat tua (Very Old) kelompok dengan rentang usia 90 tahun ke atas.

Jumlah orang lanjut usia (Lansia) di Indonesia saat ini sekitar 27,1 juta orang atau hampir 10% dari total penduduk. Pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah Lansia meningkat menjadi 33,7 juta jiwa (11,8%). Peningkatan jumlah Lansia dengan berbagai masalah kesehatannya menjadi tantangan bagi kita untuk mempersiapkan Lansia yang sehat dan mandiri, agar meminimalisir beban bagi masyarakat dan negara.

Lansia (lanjut usia) adalah proses alamiah yang terjadi pada seseorang karena telah memasuki tahap akhir dari fase kehidupan, proses ini terjadi secara berkesinambungan dimana ketika seseorang mengalami beberapa perubahan yang mempengaruhi fungsi dan kemampuan seluruh tubuh yang disebut dengan proses penuaan atau aging process.

Menurut Fatmah (2010), lansia merupakan proses alamiah yang terjadi secara berkesinambungan pada manusia dimana ketika menua seseorang akan mengalami beberapa perubahan yang pada akhirnya akan mempengaruhi keadaan fungsi dan kemampuan seluruh tubuh. Sedangkan menurut Wahyudi (2008), lansia adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaaan.

Menurut Maryam (2008), terdapat beberapa istilah lanjut usia, antara lain manusia lanjut usia (manula), manusia usia lanjut (lansia), usia lanjut (usila), serta ada yang menyebut golongan lanjut umur (glamur).

Dihubungi melalui saluran komunikasi telepon, Psikolog Biro Psikologi Inka Alzena, Siti Mahmudah Indah Kurniawati, S.Psi.,Psikolog memberikan beberapa tips bagi para Lansia untuk tetap sehat secara fisik dan sehat secara mental.

Pertama, siapkan mental diri. Setiap diri memasuki usia lanjut harus mikmati proses menuju kesana dengan berbagai penerimaan diri atas pencapaian-pencapaian sebelumnya. Mental yangg utama harus siap dalam menerima perubahan usia.

Kedua, mengurangi skala prioritas. Karena fisik tentu tidak sama dengan sebelumnya maka perlu mengukur diri dengan kondisi yang ada. Persiapkankan aktivitas lanjutan, bagi yang terbiasa dengan ritme tugas atau pekerjaan rutin berkecimpung dalam tata waktu pekerjaan harian maka ini sangat diperlukan untuk menata diri jika sudah memasuki masa purna tugas agar tidak merasa sendirian atau mearasa waktu menjadi kosong tanpa kegiatan.

Ketiga, semangat memperbaiki ibadah-ibadah yang sebelumnya dirasa belum dirasa optimal. Bisa jadi Ketika usia produktif waktu difokuskan pada target kerja. Maka saat lansia atau purna tugas dapat dimanfaatkan dengan banyak pada kegiatan ibadah. Dalam hal ini bisa saja semisal memperbanyak ibadah khusus dengan menghadiri majelis taklim bagi yang beragama Islam atau bisa juga melakukan layanan sosial bagi masyarakat sekitar dengan kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

Mengutip Dr. dr. Yuda Turana SpS, ahli syaraf Universitas Indonesia pada sebuah pertemuan di San Fransisco, beliaU menyatakan, “Bahwa dari penelitian diperoleh data bahwa aktifitas sosial berdampak positif pada penurunan memori dan fungsi otak.” Salahsatu yang disarankan adalah kegiatan yang relative ringandikerjakan semisal berkecimpung dalam kegiatan sosial, senam bersama, dan reuni atau bersilaturahmi bersama.

Tips terakhir atau keempat yang disampaikan oleh Siti Mahmudah Indah Kurniawati adalah melakukan pengecekan kesehatan secara berkala. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kondisi tubuh sehingga menjadi alarm tersendiri ketika akan melakukan aktivitas atau mengetahui lebih dalam ketika terjadi perubahan kesehatan diri.

Selamat hari lanjut usia 29 Mei 2022. Lansia Sehat Indonesia Kuat.

*Opni ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggungjawab pihak penulis.