Produksi Arang dan Lidi, BUMDes Muara Badak Berhasil Ekspor ke Pasar Internasional

Salah satu rumah produksi yang membuat lidi dari daun nipah. (Infokaltim.id/Ist).

Infokaltim.id, Tenggarong– Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Muara Badak saat ini dikenal sebagai daerah yang berhasil ekspor hasil olahan limbahnya ke kancah Internasional. Pasalnya, pihaknya berhasil tembus pasar internasional dengan mengekspor arang dan lidi.

Semua itu berhasil mereka sulap dan kemas dengan menarik hingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Sekarang ini, ada empat desa di Kecamatan Muara Badak yang turut berkontrobusi memproduksi arang dan lidi. Diantaranya Desa Salo Palai, Desa Batu-batu, Desa Muara Badak Ulu dan Desa Saliki.

“Untuk saat ini untuk empat BUMDes di Muara Badak sudah bekerjasama dengan CV Masagenah,” kata Bendahara BUMDes Salo Palai, Sudirman. Kamis (31/03/2022).

Dia menceritakan awal kegiatan ekspor itu terjadi. Bermula pada tahun 2020 lalu, beberapa pengurus BUMDes bertemu dengan pihak CV Masagenah. Mereka adalah perusahaan yang bergerak pada bidang ekspor. Yang mereka eskpor adalah hasil pertanian dan perkebunan dari Kaltim.

Pihak BUMDes berencana mengajak Masagenah untuk bisa mengembangkan nilai ekonomi pada limbah yang mereka hasilkan, khususnya sektor agrikultur. Setelah semua halnya disepakati, pihak BUMDes bertugas mengumpulkan Sumber Daya Manusia (SDM) dari masyarakat desa.

Pertama, mereka membuat lidi dari bahan dasar daun nipah. Tidak hanya itu saja, mereka pun membuat lidi dari daun kelapa sawit. Mereka juga membuat arang dari bahan kayu halaban. Produksi mulai berjalan setiap hari, secara perlahan warga lain juga mulai melirik dan ikut produksi.

“Setelah MoU kami baru kembangkan lagi usahanya, pengrajinnya kami tambah lagi orangnya,” sebutnya.

Masing-masing rumah produksi mampu menghasilkan 5-10 ton lidi setiap bulannya. Hasil produksi tersebut kemudian dijual kepada BUMDes yang ada di masing-masing desa. Per kilogram lidi dijual dengan harga Rp2.000, dan arang Rp2.500 per kilogram. Dari situ, setiap rumah produksi mampu menghasilkan belasan hingga puluhan juta setiap bulannya.

“Untuk target sendiri karena wilayah kami berbeda-beda, jadi sementara kami masih bergabung empat BUMDes ini untuk memenuhi jumlah yang diminta,” jelasnya.

Setelahnya, BUMDes bertugas menjual hasil yang ada kepada pihak Masagenah. Mereka menjual hasil produksi dengan harga Rp3.000 ribu per kilogram. Melalui Masagenah semua hasil olahan diekspor ke nagara tujuan yang telah dipilih.
Terpisah, CEO CV Masagenah, Widya Hana mengatakan, telah bekerjasama dengan 11 BUMDes yang ada di Kukar. Sebelumnya, pihaknya telah melakukan ekspor perdana arang ke Canada dengan berat 20 metrik ton. Juga lidi dengan berat 25 metrik ton.
“Ekspor ini dilakukan secara kontinu. Harapan kami, ada komoditi baru dari daerah lain yang bisa dikirim juga,” sebutnya. (Rz)