Infokaltim.id, Samarinda – RSUD Inche Abdoel Moeis (IA Moeis) di Samarinda tengah bersiap melangkah ke tingkat yang lebih tinggi dengan upaya menuju rumah sakit berstandar internasional.
Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) menjadi motor utama perubahan ini.
Namun, perjalanan menuju standar internasional bukan tanpa tantangan.
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, mengingatkan pentingnya mengatasi persoalan mendasar, seperti antrean panjang pasien.
“Predikat nasional yang sudah diraih RSUD IA Moeis adalah kebanggaan kita semua, tapi jika ingin bertaraf internasional, pelayanan dan fasilitas harus benar-benar optimal,” kata Novan.
“Antrean pasien yang membutuhkan ruang inap menjadi persoalan mendesak yang harus diselesaikan,” lanjutnya.
Ia menekankan pentingnya RSUD IA Moeis menjadi rujukan andalan, tidak hanya bagi Samarinda tetapi juga bagi seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Untuk itu, peningkatan jumlah tenaga kesehatan dan kapasitas ruangan dianggap sebagai kebutuhan prioritas.
Meski demikian, RSUD IA Moeis telah membuktikan kualitasnya dengan akreditasi pelayanan prima tingkat nasional bernilai 4,52.
Hal ini menjadi pijakan awal menuju standar internasional yang diharapkan mampu meningkatkan layanan kesehatan Samarinda sekaligus membangun citra positif Kalimantan Timur.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda, Ismed Kusasih, menegaskan komitmennya untuk terus memperbaiki layanan, tidak hanya di RSUD IA Moeis tetapi juga di tingkat puskesmas dan posyandu.
“Kami ingin menghadirkan layanan kesehatan yang terintegrasi, dari posyandu hingga rumah sakit, agar masyarakat dapat menikmati pelayanan yang lebih maksimal,” kata Ismed.
Sebagai langkah inovatif, layanan posyandu yang selama ini terbatas untuk ibu hamil dan balita akan diperluas, mencakup seluruh anggota keluarga, termasuk lansia.
“Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi semua kalangan,” pungkasnya.
[anr|anl|ads]