Rutin Gelar Razia, Dinsos Ingin Persempit Ruang Geraknya dan Diserahkan ke Provinsi

Ilustrasi gepeng dan anjal meresahkan yang ada di beberapa sudut kota.(Infokaltim.id/Ist).

Infokaltim.id, Sangatta- Gelandangan dan pengemis (gepeng) serta anak jalanan (anjal) masih menjadi persoalan yang serius diseluruh daerah.

Padahal razia dan penjaringan rutin dilakukan dari Dinsos Kutim untuk menekan dan mengurangi peredaran adanya anjal dan gepeng.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kutai Timur (Kutim), Ernata mengaku razia tersebut dilakukan tiga minggu sekali di wilayah Sangatta. Mereka yang terjaring pun rata-rata adalah remaja dan orang tua.

Gepeng yang terjaring razia, gepeng yang masih berusia produktif atau remaja diserahkan ke Dinsos Provinsi Kaltim

“Hasil razia itukan kebanyakan remaja, dan itu kami semua salurkan ke Dinsos Kaltim untuk mengikuti pelatihan ketrampilan. Di antaranya perbengkelan, komputer dan membatik itu untuk remaja putra. Kalau remaja putri itu ketrampilan salon,” ucapnya, Kamis (06/07/2023).

Sementara untuk pengemis orang tua atau jompo disalurkan ke panti jompo Kaltim.

“Ada dua orang hasil razia kami, itu akan kita serahkan, untuk hidup di sana. Nanti orang tua jompo itu, tidak lagi mengemis. Sebenarnya kan orang tua minta di jalanan itu untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Tapi setelah kita masukkan ke panti jompo dia tidak memikirkan lagi perekonomiannya, di sana juga akses makan, minum dan kesehatan, pokoknya sudah nyamanlah,” ujarnya.

Sementara untuk anak jalanan yang masih usia sekolah, Dinsos Kutim bekerjasama dengan panti sosial anak yang di Samarinda seberang.

“Anak itu kita sekolahkan melalui panti dan pembiayaan juga melalui panti. Akses makan, minumnya dan kesehatan semua dijamin oleh panti tersebut,” katanya.

Hal itu upaya Dinsos untuk memberi suasana nyaman di wilayah Kutim dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat yang kurang mampu, yang sekarang menggelandang di Kutim.

Di 2022, sudah empat kali Dinsos Kutim mengadakan razia.

“Dari hasil razia itu, kita pulangkan. Rata-rata gelandangan itu bukan dari Kutim, ada yang dari Sulawesi, Banjarmasin dan Jawa,” cetusnya.

“Adapun juga yang belum sempet diikutkan pelatihan, mereka sudah minta pulang ke rumahnya masing-masing. Dengan alasan mereka mau pulang mau membantu saudara orang tuanya,” imbuhnya.

[Anr|Ard|Kominfo Kutim]

Exit mobile version