Infokaltim.id, Samarinda- Polemik Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax oplosan masih menjadi persoalan yang tak ada titik terangnya hingga saat ini.
Setidaknya ada Samarinda, Balikpapan, Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kutai Timur (Kutim) yang sudah cemas mau mengisi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakr Umum (SPBU).
Hal ini mendapat sorotan tajam dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Nuhadi Saputra.
Sebelumnya pada 8 April 2025 lalu, DPRD Samarinda juga sudah melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak Pertamina.
“Kami mengatakan ini masih isu BBM, karena sampai saat inipun memang masih belum ada keputusan nyata atau pasti bahwa itu oplosan atau tidak,” kata Nurhadi, Senin (14/4/2025).
Hanya saja, dalam perjalanannya ditemukan berbagai permasalahan bagi kendaraan, baik itu roda dua maupun roda empat.
“Yang paling banyak diadukan di media-media sosial kami, itu berbedanya warna bahan bakar itu sendiri. Mulai dari Pertalite, Pertamax hingga Pertamax Turbo,” jelasnya.
Menurutnya, perbedaan warna hingga kerusakan mesin kendaraan menjadi masalah utama yang dikeluhkan masyarakat.
Nuhadi mengaku heran, sebab sebelumya mereka mengira masalah ini ditemukan hanya di beberapa SPBU saja.
“Tetapi setelah kami telaah, waktunya bersamaan, warna yang kami temukan itu juga tidak berjauh meda. Ada yang warnanya seperti lumpur, ada yang warnanya seperti Kukubima,” terangnya.
Berbeda dengan pandangan dari Gubernur Kaltim, Rudi Mas’ud, yang mengatakan masalah ini karena kendaraan jarang diservice.
Padahal salah satu yang menjadi korban dari Palang Merah Indonesia (PMI), saat kendaraannya membawa pasien justru mengalami brebet.
Padahal menurut pengakuan mereka, mobil ini rutin diservice. Sehingga kemungkinan besar masalah ada di BBM nya.
“Mobil PMI ini kan pasti selalu perawatan, jadi tidak mungkin tidak diservice,” tegasnya.
Meski belum ada titik terang, Nurhadi berharap Pertamina bisa memberikan solusi, daripada hanya menghabiskan waktu untuk mencari penyebab.
[anr|anl|adv]