Infokaltim.id, Bontang- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang Sumardi menyoroti angka stunting yang masih tinggi di Kota Bontang. Dimana, kasus stunting di Bontang masih berada di angka 20,7 persen. Padahal Pemerintah pusat menargetkan angka stunting di 14 persen pada tahun 2024 ini.
“Stunting ini harus ditangani serius, semua pihak harus berpegangan tangan bersinergi melakukan percepatan penurunan stunting,” terang Sumardi saat dihubungi via telepon, Rabu (9/10/2024).
Menurutnya, organisasi perangkat daerah (OPD) yang terlibat dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bontang harus bisa melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Sumardi bahkan menyarankan alokasi anggaran untuk penurunan angka stunting.
“Kalau ada anggaran yang tidak pada tempatnya atau tidak tepat sasaran, harusnya dialihkan ke stunting,” ujarnya.
Terkait program Pemerintah Kota Bontang yang memberikan telur kepada balita yang terdiagnosa stunting, Sumardi menilai program tersebut hanya temporary. Pendataan atau pemetaan stunting sangatlah penting, agar data yang dilaporkan benar-benar akurat.
“Kalau terbanyak di wilayah pesisir Bontang, harusnya mereka lebih diprioritaskan penanganannya. Kan ada tuh dana untuk stunting, makanya lebih diprioritaskan penanganan dan pendampingannya,” ungkapnya.
Sumardi meyakini, Kota Bontang bisa mencapai target nasional, mengingat wilayah Bontang yang tidak terlalu besar alias kecil dengan anggaran yang cukup besar. Selain itu, perusahaan-perusahaan di Bontang juga banyak yang peduli terhadap kasus stunting di Bontang.
“Tolong diprioritaskan yang di pesisir, supaya Bontang bisa bebas dari stunting, dan anak-anak Bontang tumbuh dengan sehat dan pintar sebagai generasi penerus bangsa,” pungkasnya.
[Ryu|Adv DPRD Bontang]