Syarifuddin HR Dukung Wacana Perubahan Bandara Nusantara Menjadi Komersial, Ingatkan Pentingnya Kajian Mendalam

Anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Syarifuddin HR. (Infokaltim.id/ist).

Infokaltim.id, PPU- Anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Syarifuddin HR, menyatakan dukungannya terhadap rencana perubahan status Bandara Nusantara di Kecamatan Penajam dari fasilitas very very important person (VVIP) menjadi bandara komersial. Namun, ia menekankan pentingnya kajian menyeluruh untuk memastikan perubahan ini benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat PPU dan sekitarnya.

Menurut Syarifuddin, perubahan status bandara dapat membuka banyak peluang bagi pertumbuhan ekonomi daerah. “Jika memang benar adanya, nanti Bandara VVIP IKN menjadi bandara komersil, ya syukur alhamdulillah,” ujarnya. Ia berharap perubahan ini akan membantu PPU menjadi lebih terintegrasi dalam jaringan transportasi nasional, yang berpotensi meningkatkan arus wisata dan bisnis.

Meski optimis, Syarifuddin mengingatkan bahwa keputusan akhir mengenai perubahan ini bergantung pada pemerintah pusat. Saat ini, transisi kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo ke Presiden terpilih Prabowo Subianto menambah ketidakpastian terhadap rencana tersebut. “Tapi sampai saat ini kita belum tahu. Belum lagi saat ini masih pemerintahannya Jokowi, belum tahu kalau nanti pemerintahan Prabowo. Nah, di pemerintahan baru, kita juga sama-sama belum tahu bagaimana ke depannya,” tambahnya, mengakui bahwa perubahan kepemimpinan bisa mempengaruhi arah kebijakan.

Bandara Nusantara, yang berlokasi di Kelurahan Gersik, Jenebora, dan Pantai Lango, awalnya dibangun sebagai bandara VVIP dengan luas 347 hektar, lengkap dengan runway dan terminal yang memadai. Pendaratan perdana telah dilakukan pada 24 September 2024, dan Presiden Jokowi telah menginstruksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk mempertimbangkan perubahan statusnya menjadi komersial.

Dalam pandangannya, Syarifuddin menyatakan bahwa perubahan ini harus dilandasi oleh kajian mendalam yang mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan manfaat bagi masyarakat. “Intinya, kalau nantinya jadi bandara komersil, pihak yang menangani, seperti Kementerian Perhubungan, juga akan mengaji dulu. Pasti ada hitung-hitungannya dulu,” ungkapnya.

Syarifuddin juga menegaskan bahwa pembangunan bandara harus diselesaikan secara menyeluruh dan efektif sebelum statusnya diubah. Menurutnya, infrastruktur bandara yang memadai dan operasional yang baik sangat penting agar bandara bisa berfungsi optimal sebagai fasilitas komersial.

Dengan kajian yang tepat dan pembangunan yang matang, ia optimis Bandara Nusantara akan menjadi pusat transportasi yang bisa membawa kemajuan bagi PPU dan mendukung konektivitas nasional.

[rsm|anl|ads]

Exit mobile version