Infokaltim.id, Sangatta – Program Keluarga Berencana (KB) dinilai sebagian masyarakat awam sebagai pengendali hidup manusia atau penurunan angka kelahiran yang dinilai relatif tinggi.
Namun, menurut Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Indra Arie Iranday mengatakan program tersebut bertujuan membantu perencanaan angka kelahiran.
“Stigma masyarakat seperti ini masih banyak di kalangan masyarakat, padahal tujuan utama KB bukan untuk membatasi, namun lebih pada perencanaan,” ucapnya, Senin (28/11/2022).
Menurutnya, melalui perencanaan berkeluarga, masyarakat dapat menghindari permasalahan-permasalahan yang ada.
Seperti pola asuh anak tidak tepat, pendidikan rendah, hingga stunting. Hal itu dilakukan melalui penyuluhan-penyuluhan di lingkungan masyarakat oleh DPPKB Kutim.
“Kami memberikan penyuluhan misalnya, angka kelahiran anak jangan terlalu dekat, karena berpotensi munculnya masalah stunting,” terangnya.
DKepala Bidang Keluarga Berencana (KB), Mustika mengatakan pemerintah menetapkan program KB dengan dua anak cukup berdasarkan pendapatan per kapita di Indonesia.
Pihaknya tidak melarang masyarakat jika ingin memiliki anak lebih dari dua, asalkan mampu mengasuh dan memberikan hak-hak pada anak.
“Tidak masalah jika masyarakat ingin memiliki anak lebih dari dua, yang terpenting mereka mampu mengasuh dan memberikan hak-hak dasar anak,” tandasnya.
[Anr|Anl|Adv]