Minggu, Juli 6, 2025
BerandaBeritaAnggota DPRD Kukar Gelar Rapat Koordinasi untuk Atasi Kasus DBD di Muara...

Anggota DPRD Kukar Gelar Rapat Koordinasi untuk Atasi Kasus DBD di Muara Muntai

Infokaltim,id Tenggarong- Dalam upaya merespons meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Muara Muntai, Anggota DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Sopan Sopian, mengadakan rapat koordinasi dengan berbagai pihak terkait, pada awal Agustus 2024.

Pertemuan ini melibatkan jajaran camat, puskesmas, kepala desa, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk membahas langkah penanganan dan pencegahan penyakit ini.

Melalui rapat ini, diharapkan adanya koordinasi yang lebih baik antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan kesehatan yang diakibatkan oleh DBD.

Saat ini, data menunjukkan bahwa pada awal Agustus, terdapat 106 kasus DBD di Muara Muntai, dan satu di antaranya berujung pada kematian.

Angka ini menyoroti perlunya tindakan cepat dan efektif untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Menurut Sopan, kondisi lingkungan yang kurang bersih menjadi salah satu penyebab utama penyebaran DBD di daerah tersebut.

“Banyak sampah yang menumpuk di sekitar jembatan kayu dan di bawah kolong rumah warga. Ini yang perlu kita bahas dan ingatkan kepada masyarakat,” ujar Sopan.

Dia juga mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam kegiatan gotong royong guna membersihkan lingkungan mereka sebagai langkah penanggulangan.

Dalam rapat tersebut, Sopan Sopian menegaskan pentingnya penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tepat, terutama dalam pelaksanaan fogging dan penggunaan abate untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD.

“Fogging harus dilakukan sesuai prosedur, dan penggunaan abate juga harus diperhatikan dengan baik,” tegasnya.

Untuk menghambat perkembangan jentik nyamuk, Sopan mengusulkan pemberian abate kepada warga yang memiliki banyak penampungan air.

Ia menyarankan agar masyarakat rutin menguras tempat penampungan air, dan jika tidak memungkinkan, menggunakan abate untuk mencegah perkembangan jentik.

“Harus ada kesadaran dalam pengelolaan penampungan air. Jika tidak bisa dibuang, kita beri abate sebagai solusi,” sambungnya.

[Adv|DPRD Kukar]

RELATED ARTICLES

Most Popular