Infokaltim.id, PPU – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Penajam Paser Utara (PPU), Ishak mengungkapkan bahwa penolakan pedagang untuk dipindahkan ke lokasi baru bukan hanya masalah ego.
Dia menekankan bahwa Pemerintah Kabupaten PPU perlu mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk sejarah pasar yang hanya beroperasi dua kali seminggu, yaitu pada hari Kamis dan Minggu, yang berakar dari Kelurahan Waru.
“Jika pasar dipindahkan ke Sesulu, tentu akan berdampak pada masyarakat setempat,” jelasnya.
Politisi dari PDIP ini juga menyoroti bahwa banyak penduduk Waru berasal dari Desa Bangun Mulya, sehingga pendekatan yang lebih mendalam diperlukan jika pemerintah tetap ingin merelokasi pasar.
“Pemkab PPU harus serius memahami kebutuhan pedagang dan menciptakan pasar baru yang menarik bagi pembeli agar transaksi tetap berjalan lancar,” ujarnya.
Salah satu isu yang perlu diperhatikan, menurut Ishak, adalah kondisi pasar saat ini yang masih kumuh dan memiliki fasilitas yang minim, termasuk area parkir yang sulit diakses.
“Saya sering ke pasar, dan memang banyak fasilitas yang masih kumuh,” tutupnya.
[nly|anl|ads]