Infokaltim.id, Samarinda- Angka stunting di Samarinda terhitung masih tinggi hingga mencapai 26,24 persen. Hal itu perlu kerjasama semua pihak terutama Pemkot Samarinda untuk menekan kasus stunting tersebut.
Hal itu menjadi sorotan Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti. Dia menyebutkan kasus stunting bukan hanya dibebankan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) saja.
Namun, kata Puji, seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) harus berperan untuk menangangi stunting tersebut.
“Semua OPD memiliki tangung jawab secara kolektif, harus keroyokan,” ujarnya, di Gedung DPRD Samarinda, Rabu (09/03/2022).
Misalkan Dinas Pendidikan (Disdik), disebutkan Puji, melakukan perannya terhadap pemberantasan stunting di sekolah-sekolah.
“Memberikan edukasi atau sosialisasi asupan gizi kepada anak-anak didik,” sebut Puji.
Untuk mencegah stunting, dijelaskan Puji, bahwa tidak hanya mencegah kepada anak-anak yang baru lahir saja, tapi diedukasi dan diberi asupan gizi hingga dewasa.
“Ketika anak-anak sudah dewasa kemudian menika mereka sudah paham cara mencegah stunting. Sehingga tumbuh kembang keturunan mereka juga baik,” jelasnya.
Politikus Demokrat tersebut mengungkapkan, bahwa selain mencegah stunting pada anak-anak, penting juga Pemkot Samarinda melakukan pencegahan pernikahan dini.
‘Ini butuh peran keluarga dan lingkungan sekitar juga Kementerian Agama, kalau ini dibiarkan lalu mereka menika tentu potensi melahirkan anak stunting juga besar,” pungkasnya.
Sebab, kata Puji, pernikahan dini itu sangat rentan akibat dari alat reproduksi yang belum matang, kemudian psikologi seorang ibu dari hasil pernikahan dini pun belum matang.
“Jadi stunting itu pencegahannya sangat luas mulai dari ibu hamil, anak-anak bahkan sudah dewasa pun asupan gizi terus di perhatikan,” sambung Puji.
Selain itu, Puji mengharapkan agar pencegahan stunting juga tidak hanya andil Pemkot Samarinda, namun seluruh masyarakat mulai dari keluarga, RT, Lurah dan Camat berkolaborasi dengan semua pihak untuk mencegah kasus stunting ini.
Seperti mencegah stunting melalui program peningkatan gizi dan terus melakukan pemeriksaan pada posyandu yang sudah berjalan dilevel RT atau kelurahan.
“Dari pemeriksaan itu selain memeriksa fisik anak juga mengetahui asupan gizi pada anak-anak balita,” tuturnya.
Peran RT juga sangat dibutuhkan, karena kata Puji, ketika RT itu memerintahkan warga-warganya atau mensosialisasikan pencegahan stunting ini salah satunya adalah melalui posyandu atau puskesmas terdekat.
[Sdh|Ads]