Infokaltim.id, Tenggarong– Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah meninjau langsung sejumlah titik banjir di Kecamatan Kembang Janggut pada Kamis (26/5/2022). Kunjungan lnya didampingi oleh Dinsos, Disperkim, Dishub DPU, BPBD Kukar dan Muspika Kembang Janggut.
Beberapa titik banjir yang didatangi diantaranya di Desa Kelekat, Hambau dan Genting Tanah. Dengan berjalan kaki menerobos arus deras banjir di beberapa lokasi tersebut.
Pemkab Kukar memberikan bantuan dan menyemangati warga yang masih terkepung genangan air hingga saat itu. Diketahui ada 9.376 jiwa di 11 desa Kembang Janggut terdampak banjir ini.
Edi ingin memastikan pasokan makanan warga yang terdampak terpenuhi mengingat banjir ini menimbulkan ancaman kelangkaan sejumlah barang, salah satunya bahan makanan pokok.
“Karena ada isu bahwasanya adanya kelangkaan bahan makanan di Kecamatan Tabang dan Kembang Janggut langka, jadi kami pastikan hari ini semua cukup tidak kekurangan,” katanya.
Pemkab bekerja sama dengan PT Rea Kaltim Plantation dan Bayan Group memberikan bantuan sembako kepada masyarakat. Dijelaskannya bahwa ada beberapa titik di sama yang mengalami kelangkaan elpiji tiga kilogram, ini bakal segera teratasi oleh dinas terkait untuk upaya pemasokannya ke wilayah ini.
Dia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi seperti Kodim 0906/kukar, Polres kukar, Danramil, Kapolsek, Camat, Kades, RT dan Tim BPBD Kukar yang sigap di lapangan menyediakan sarana dan prasarana.
“Secara psikologis warga masyarakat di sini sudah kuat menghadapi hal ini. Seperti kami lihat tadi, masyarakat sudah siap dengan membuat para-para atau panggung di dalam rumah,” tuturnya.
Terkait dengan para-para atau panggung yang dibangun di dalam rumah warga untuk mengantisipasi banjir, Edi meminta Dinas Perkim mempelajari alternatif lain agar para-para tersebut dibuat menjadi lebih praktis dengan bahan alumunium.
“Sehingga, saat banjir melanda, masyarakat dapat membongkar pasang panggung ini secara praktis,” ujarnya.
Menurut Edi, faktor geografis di zona hulu Kukar ini menyebabkan banjir akan selalu menjadi permasalahan di setiap tahunnya. Dimana ketika terjadi banjir di Tabang, maka air yang surut akan mengalir ke kecamatan yang lebih rendah seperti Kembang Janggut dan Kenohan, sehingga menyebabkan fenomena banjir kiriman.
Dahulu, kata dia, siklus banjir di wilayah ini biasa terjadi tiga atau empat tahun sekali. Kini dalam satu tahun saja sudah tiga kali terendam banjir, dan kali ini yang terparah.
“Memang fenomena alam susah dicermati, tidak bisa dianalisis. Tapi harus dimaknai dari sisi lahiriahnya bahwa kita harus berikhtiar dengan baik dan kita harus tawadhu lagi untuk mensyukuri,” pungkasnya.
[Rzf | Ads]