Sabtu, Mei 17, 2025
BerandaBeritaKetua Pemuda Muhammadiyah Kaltim Mengutuk Keras Tindakan Premanisme yang Terjadi di PPU,...

Ketua Pemuda Muhammadiyah Kaltim Mengutuk Keras Tindakan Premanisme yang Terjadi di PPU, Pelaku Harus Diproses Secara Hukum

Infokaltim.id, Samarinda- Aksi premanisme terjadi dan menimpa Ketua Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU), Khairul, pada Kamis (15/05/2025).

Kejadian yang terjadi di Kantor Dinas PUPR PPU itu menimbulkan trauma dan kecaman dari berbagai pihak. Khairul yang tanpa tahu salahnya, justru mendapatkan pemukulan dari salah seorang yang dikenalnya dan bersama dua orang lainnya yang tak dikenal.

Meski tak mengetahui secara pasti alasan dirinya menjadi sasaran pemukulan, Khairul lantas langsung melakukan laporan ke Polres PPU dihari yang sama.

Dengan bekal rekaman CCTV kejadian, Khairul berharap pihak berwajib bisa menangani kasus kekerasan yang terjadi pada dirinya itu.

Tanggapan datang dari Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Timur (Kaltim), Adam Muhammad.

Pria yang akrab disapa Adam itu menyayangkan terjadinya tindak premanisme yang menimpa Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) PPU tersebut.

Dia juga mengutuk keras aksi-aksi premanisme yang kerap dilakukan sekelompok orang, mulai dari tingkat provinsi juga di kabupaten/kota.

“Mulai provinsi dan di kabupaten/kota aksi premanisme semacam itu tidak perlu dilakukan. Itu harus diberantas oleh aparat yang berwenang. Mulai dari pemerintah dan kepolisian untuk menghilangkan aksi premanisme itu,” kata Adam saat dihubungi Via Whatsapp, Sabtu (17/5/2025).

Terlebih, kata Adam, implikasi dari aksi premanisme itu sangat negatif. Bukan tanpa alasan, aksi premanisme, membuat masyarakat merasa terganggu dan terancam, baik secara materi maupun fisik.

Maka dari itu, dia meminta agar ada tindakan nyata yang dilakukan pemerintah provinsi (Pemprov), pemerintah kota (Pemkot) dan pemerintah kabupaten (Pemkab).

“Pemprov, pemkot dan pemkab bisa bertindak untuk menghilangkan aksi-aksi premanisme seperti itu. Sehingga masyarakat ini juga merasa nyaman, dan aman. Karena ditakutkan ada kekerasan yang melibatkan fisik lagi seperti ini,” tegasnya.

Melihat banyaknya kemungkinan negatif yang terjadi, Adam bersama pimpinan Pemuda Muhammadiyah yang ada di kabupaten/kota mendesak pemerintah dan kepolisian melakukan penindakan dan penyelidikan secepatnya.

Meski sudah berkomunikasi langsung dengan korban (Khairul), Adam belum berani berspekulasi dan menyimpulkan penyebabnya dari terjadinya aksi pemukulan tersebut.

“Korban kenal dengan yang mukul, tapi tidak dekat, sama-sama pengusah. Tapi motif pemukulan juga belum diketahui. Kita serahkan saja pada kepolisian, semoga bisa selesai dan tidak terjadi lagi kasus seperti ini,” tegasnya.

Kendati demikian, Adam tetap meminta pelaku dihukum sesuai aturan yang berlaku, sekalipun dari pihak korban telah memaafkan.

Menurutnya, memaafkan memang baik untuk sesama manusia. Tetapi, hukuman harus tetap diberikan untuk memberikan efek jera pada pelaku.

“Saling memaafkan boleh saja, tetapi hukum harus tetap diberikan, untuk memberikan efek jera. Sekaligus untuk jadi contoh pada oknum lain agar tidak melakukan tindakan premanisme,” pungkasnya. [anr|anl]

RELATED ARTICLES

Most Popular