Opini  

Komitmen Nasyiatul Aisyiyah untuk Memajukan Perempuan dan Menguatkan Peradaban di Kalimantan Timur

Ketua PW NA Kaltim, Rini Astuti. (Infokaltim.id/Ist).

Oleh: Rini Astuti, S.E.,M.E

NASYIATUL Aisyiyah beberapa bulan yang lalu genap berusia 94 Tahun Miladiyah dan hampir berusia satu abad. Nasyiatul Aisyiyah adalah Organisasi otonom putri Muhammadiyah, yang merupakan tunas ‘Aisyiyah yang memiliki tujuan membentuk putri Islam menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Cita-cita ini secara bertahap diwujudkan dimulai dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Cabang hingga ke Ranting.

Hingga saat ini di Indonesia terdapat 6,4 juta kasus dan 160.000 warga meninggal dunia akibat Covid-19. Banyak persoalan yang muncul disamping aspek kesehatan atau ekonomi, diantaranya tingginya angka perceraian, meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), learning loss dengan indikasi tingginya angka putus sekolah serta perubahan karakter siswa dalam dunia pendidikan, meningkatnya putusan hubungan kerja atau PHK dalam dunia industri yang sebagian besar korbannya adalah perempuan, hingga resesi yang mulai mengancam stabilitas ekonomi di berbagai negara. Dalam kondisi pandemi, Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi yang ramah perempuan dan anak pun juga tetap menjalankan roda organisasi dan melakukan aksi untuk membantu masyarakat agar tidak terlalu ada ketimpangan. Banyak hal yang sudah di lakukkan kader Nasyiatul Aisyiyah dengan berbagai kemampuan dan kondisi yang ada. Pada kesempatan ini saya ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh kader Nasyiah di berbagai daerah, cabang hingga ranting, di masa pandemi telah melakukan yang terbaik untuk masyarakat ditengah kondisi yang dialami.

Pada Musyawarah Wilayah ke X ini Nasyiatul Aisyiyah mengangkat tema “Memajukan Perempuan, Menguatkan Peradaban Kalimantan Timur.” Pemilihan tema ini didasarkan pada cita-cita ideal bangsa ini dan selaras dengan tujuan Nasyiatul Aisyiyah yaitu membentuk putri Islam yang berarti bagi agama, keluarga, dan bangsa menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang di Ridhoi Allah Subhanahuwata’ala. Tema Memajukan Perempuan sesuai dengan upaya pencapaian tujuan Nasyiatul Aisyiyah yakni pada poin ketiga tentang “Mendidik anggotanya untuk mengembangkan keterampilan dan keaktifannya sebagai seorang putri serta mengamalkannya sesuai tuntunan Islam.” Saat ini Indonesia sedang mengalami puncak bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada penduduk yang berusia anak-anak maupun warga senior.

Menurut UNFPA bonus demografi merupakan pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur penduduk, dimana proporsi usia kerja (15-65 tahun) lebih besar daripada proporsi bukan usia kerja (0-14 tahun dan >65 tahun). Bonus demografi tidak dapat serta merta terjadi ketika jumlah penduduk usia produktif berjumlah besar saja, melainkan harus diiringi dengan peningkatan produktivitas yang seimbang. Tentu saja kondisi ini terjadi jika Indonesia terkhusus Provinsi Kalimantan Timur memiliki kebijakan dan prioritas yang baik untuk menangkap peluang sekaligus tantangan tersebut, sebab sekali lagi siklus ini tidak terjadi setiap tahun. Anggota Nasyiatul Aisyiyah berada pada usia produktif tersebut, maka mempersiapkannya dengan menata serta berbenah secara organisasi agar lebih adaptif dan solutif menjadi salah satu prioritas, sebab salah satu ciri organisasi modern adalah bisa menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi, dan Nasyiatul Aisyiyah sudah membuktikannya secara nyata.

Disamping bonus demografi, persoalan yang tetap menjadi prioritas Nasyiah adalah perhatian terhadap kondisi perempuan saat ini, upaya pemenuhan hak dan kewajiban bagi perempuan masih belum terpenuhi secara optimal. Hal ini didasarkan pada masih tingginya berbagai persoalan dimana perempuan menjadi korban. Dalam catatan tahun Komnas Perempuan sepanjang tahun 2022 telah merilis bahwa tahun 2021 tercatat sebagai tahun dengan kasus kekerasan berbasis gender (KBG) tertinggi, yakni meningkat 50% ddibandingkan tahun 2020 yaitu sebanyak 338.496 kasus. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Nasyiah, sebab mencegah, mengadvokasi, dan memperjuangkan perempuan yang menjadi korban kekerasan sama halnya dengan menjalankan spirit gerakan Nasyiah yang ramah terhadap perempuan dan anak.

Disamping persoalan dan tantangan yang akan dihadapi oleh perempuan muda yang telah disebutkan di atas, tentu saja tidak luput harus tetap menjadi perhatian adalah akses pendidikan serta menjadi pemimpin pendidikan di berbagai tingkat, ekonomi serta kesehatan. Persoalan stunting tetap menjadi perhatian khusus bagi Nasyiatul Aisyiyah yang telah bergerak dalam penurunan angka stunting sejak tahun 2017 hingga saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Nasyiatul Aisyiyah dari mulai advokasi nasional di berbagai komisi hingga Presiden Joko Widodo menetapkan Gerakan Nasional Penurunan Angka Stunting pada tahun 2018.Perjuangan kader Nasyiah yang menggencarkan sosialisasi pencegahan stunting dengan berbagai cara di berbagai level pimpinan dari pusat, wilayah, daerah, cabang hingga ranting adalah upaya optimal untuk penurunan angka stunting di Indonesia.

     Allah Subhanahuwata’ala berfirman dalam Surah An Nahl ayat 97:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”

Nasyiah Kalimantan Timur akan terus berupaya untuk memberikan kontribusi nyatanya untuk kemajan Perempuan di Kalimantan Timur sesuai dengan semboyan Nasyiah yaitu Albirru Manittaqa (Sesungguhnya kebajikan datang kepada orang yang bertaqwa).

**Opini