Infokaltim.id, Samarinda – Pemerintah saat ini sedang gencar melakukan kegiatan penanggulangan penyakit Stunting pada anak dengan berbagai upaya, diharapkan mampu menekan kasus stunting. Untuk menekan kasus stunting di Kaltim, Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kaltim, menekankan perlunya menggalang komitmen lintas sektor melibatkan masyarakat, serta menggerakan tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, Aktivis, dunia usaha, dan organisasi kemasyarakatan, Sabtu (12/02/2022).
“Tidak kalah pentingnya menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, serta memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan balita. Dengan dukungan dan komitmen semua pihak ini, kita optimis tahun 2022 ini, kasus stunting di Kaltim bisa ditekan,” pungkasnya.
Hadi menambahkan, kekhawatiran utama bukan terletak pada ukuran tinggi badan,tapi dampak yang ditimbulkan dari kasus stunting. Karena gizi buruk yang terjadi pada balita dalam jan gka panjang, sulit untuk diperbaiki, seperti terjadi gangguan kognitif yang menyebabkan penurunan kecerdasan dan rentan terhadap penyakit.
“Serta berisiko mengalami Penyakit Tidak Menular (PTM) disaat dewasa, maka perlu perhatian bersama agar dapat menekan penyakit Stunting,” tandasnya.
Karena untuk menanggulangi stunting, sebutnya, peran sektor kesehatan hanya 30 persen, sedangkan 70 persennya harus melibatkan sektor pangan, pertanian, permukiman, agama, pendidikan serta sektor lainnya. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada periode emas 1.000 hari pertama kehidupan anak.
“Stunting juga menghambat perkembangan otak dan tumbuh kembang anak, sehingga butuh perhatian lebih dari orang tua,” ujarnya.
[Asg|Adv Diskominfo Kaltim]