Pemkab Kukar Manfaatkan Areal Eks Tambang Batu Bara Disulap Jadi Lahan Pertanian

Suasana Expose Integrasi Tanaman Pangan dan Ternak Sapi

Infokaltim.id, Kukar- Expose Integrasi Tanaman Pangan dan Ternak Sapi dengan tema Integrasi Sorgum Ternak Sapi Mendukung Ketahanan Pangan dan Pertanian Berkelanjutan di Kaltim, digelar di Desa Bukit Raya Kecamatan Samboja,

Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) yang diwakili oleh Plt Asisten III Bidang Umum Sukotjo menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kementerian Pertanian, khususnya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Kaltim dan Pemprov Kaltim atas dukungan dan kerjasamanya dalam mendukung prioritas pembangunan daerah khususnya pembangunan pertanian di Kukar.

Dia mengungkapkan bahwa, pada 19 April 2021 lalu Pemkab Kukar telah menandatangani Naskah Kerjasama dengan Kepala Balitbangtan, Kementerian Pertanian RI dengan tujuan utama adalah mendorong percepatan pembangunan Pertanian, melalui penelitian dan pengembangan pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di Kukar.

“Program pembangunan pertanian merupakan program prioritas pembangunan Pemkab Kukar 2021-2026 yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Ini merupakan bagian dari strategi pembangunan ekonomi Kukar dengan melakukan transformasi ekonomi yang bertumpu pada sektor pertambangan dan migas ke sektor ekonomi yang terbarukan,” ungkapnya, Senin (18/10/2021).

Lebih lanjut diungkapkan Sukotjo, bahwa dalam visi dan misi cita-cita Kukar Inovatif, Daya Saing dan Mandiri (Kukar Idaman) Program prioritas dan unggulan dedikasi Edi-Rendi sudah sangat jelas dan tegas. Salah satu fokusnya adalah pertanian dalam arti luas melalui program pembangunan pertanian dalam arti luas berbasis Kawasan dan Program Hilirisasi Produk Pertanian.

Kedua program proritas tersebut, kata Sukotjo, Pemkab Kukar didukung Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Kaltim, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat utamanya petani dan nelayan akan melakukan intervensi mulai dari hulu sampai ke hilir termasuk pemasaran.

“Kegiatan-kegiatan prioritas dalam program tersebut, antara lain, Pembangunan 120 unit embung skala kecil, Pembangunan/perbaikan 120 KM jalan usaha tani/jalan produksi, Pembentukan unit usaha pertanian pada Perusda,” sebutnya.

Selain itu, disebutkan Sukotjo, bahwa Pemkab Kukar juga mendorong pembentukan unit usaha pertanian pada BUM Desa termasuk Koperasi Petani (Badan Usaha Milik Petani), Peningkatan areal tanam jagung seluas 30.000 hektar, Fasilitasi sarana dan prasarana bagi 25.000 nelayan dan pembudidaya perikanan, dan pembangunan sentra industri kecil menengah (IKM).

Lebih lanjut, Sukotjo mengatakan terkait dengan program integrasi sorghum–ternak sapi dalam mendukung ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan di Kaltim, pada prinsipnya kami sangat mendukung program tersebut, namun demikian tentunya perlu ada sosialisasi dan pendampingan yang terus menerus kepada petani khususnya pengelolaan dan aspek pemasarannya.

“Seperti mengelola tanaman sorghum selain dapat dijadikan sebagai pangan alternatif, niranya (cairan gula dari batang, red) juga dapat diolah sebagai gula dengan kualitas baik dan memiliki harga tinggi di pasaran,” ucapnya.

Termasuk batang dan daunnya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Bahkan, kata Sukotjo, ada varietas sorghum yang dapat ditanam cukup satu kali namun dapat dipanen sampai tujuh kali (Varietas Ratum 7). Berdasarkan informasi dari BPTP Balitbangtan Kaltim juga telah melakukan pengujian penanaman sorghum di lahan bekas tambang batu bara dan memberikan hasil yang cukup bagus.

“Harapan kami ke depan, tanaman sorghum dapat dijadikan salah satu jenis tanaman yang dikembangkan pada lahan-lahan pasca tambang batu bara di Kukar,” ungkapnya.

Sementara, untuk pemanfaatan lahan pasca tambang batubara, kata Sukotjo, bahwa saat ini Pemkab Kukar mendorong agar lahan-lahan pasca tambang nantinya menjadi lahan produktif utamanya untuk pertanian dan pariwisata termasuk untuk sumber air. Kukar rencana dijadikan, Pilot Project oleh Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) dalam pengelolaan lahan pascatambang untuk mendorong perekonomian yang berkelanjutan.

“Harapannya hal ini akan mengubah, Stigma Buruk tambang batu bara yang selama ini terbangun,” pungkasnya.

[Rzf | Sdh | Ads]