Pemkot Samarinda Diminta Segera Datangkan Minyak Curah, Harus Disubsidi

Kemasan Minyak Goreng Curah. (Ist)

Infokaltim.id, Samarinda- Kelangkaan minyak goreng sudah hampir dua pekan terakhir ini masih belum usai, hal itu menyebabkan warga berbondong-bondong mengantrian disejumlah swalayan di Samarinda untuk mendapatkan minyak tersebut.

Nampaknya, masalah kelangkaan minyak goreng itu sampai saat ini masih terjadi, bahkan salah satu warga misalkan di Berau mengantri untuk membeli minyak goreng dinyatakan meninggal di lokasi akibat mengalami kejang-kejang hingga akhirnya meninggal dunia.

Wakil Ketua DPRD Samarinda, Subandi mendesak Pemkot agar segera menindaklanjuti masalah kelangkaan minyak goreng ini sehingga warga tidak lagi melakukan antri disejumlah pasar atau swalayan. Sebab, kondisi tren Covid-19 masih belum stabil, dikhawatirkan dengan kerumunan itu penyebaran Covid-19 semakin tinggi.

“Kami minta segera datangkan minyak curah sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan warga Samarinda. Supaya kebutuhannya terpenuhi, kerumunan juga bisa ditekan,” ujarnya, di Gedung DPRD Samarinda, Senin (07/03/2022).

Mendatangkan minyak curah itu, kata Subandi, Pemkot Samarinda harus membagikan dan mensubsidikan kepada masyarakat. Minyak curah itu selain disubsidi Pemkot, jika ada yang memperjual belikan jangan sampai melebihi Rp. 11.500 rupiah.

“Karena ini minyak murah, maka patokannya tidak boleh melebihi 11.500 rupiah. Jika ada Pemkot tegas menindaknya,” tegasnya.

Politikus PKS ini menyebutkan, mendatangkan minyak curah murah tersebut, dia meminta agar Dinas Perdagangan bekerjasama dengan Perusahaan Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha (PDPAU) sebagai distributor.

“Kalau sudah datang segera dilakukan pengemasan oleh PDPAU, jika ada biaya operasional perlu Pemkot Samarinda segera mencari solusi secepatnya,” pintanya.

Dia pun meminta kepada instansi terkait agar terus mengawasi para distributor dan agen-agen agar tidak melakukan penimbunan terutama minyak goreng. Jika ada barangnya segera dipasok ke pasar-pasar, agar masyarakat bisa mendapatkannya.

“Ini semua, tidak hanya minyak goreng tapi barang kebutuhan pokok harian juga perlu diawasi dan dipastikan ketersediaannya,” tutup Subandi.

[Sdh|Ads]