
Infokaltim.id, Samarinda- Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti menyebutkan bahwa gizi buruk yang derita para bayi dibawah lima tahun (Balita) di Samarinda masih terbilang cukup tinggi.
Meskipun mengalami penurunan pada Oktober 2022 lalu, namun menurut Puji gizi buruk ini perlu diatasi, jika tidak, kata Puji persoalan stunting pun bakal semakin naik.
“Kalau tidak dicega secara maksimal gizi buruk pada bayi dan anak ini mengakibatkan penyakit penyertaan akan mudah menyerang,” tuturnya, Senin (13/.02/2023).
Maka dari itu, Puji mengharapkan peran orang tua harus memperhatikan gizi pasa anak, sehingga anak itu dapat tumbuh sehat berkembang sesuai umurnya,
“Begitu juga kami minta Dinas Kesehatan Samarinda juga perlu berperan aktif dalam sosialisai maupun memberikan edukasi tentang perbaikan gizi di masyarakat,” pintahnya.
Dengan hal itu, kata Politikus Demokrat itu sehingga masyarakat dapat mengetahui dan memahami bagaimana perbaikan gizi buruk pada anak. Tentu peran semua pihak terutama Pemkot Samarinda dan peran keluarga untuk melakukan perbaikan gizi pada anak.
Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yamg telah ditetapkan. Apabilah berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik.
Gizi buruk diketahui dengan cara pengukuran berat badan menurut tinggi badan dan/atau umur dibandingkan standar dengan atau tampa tanda=tanda klinis.
Berikut adalah standar dari WHO dan Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor: 1995/MENKES/SK/XII/2010: 1 Batas gizi buruk pada balita adalah <-3.0 SD baku WHO. 1Batas gizi kurang pada balita yaitu antar <-2,0 SD baku sampai dengan -3.0 SD baku WHO. Jumlah Anak Balita (1-5 Tahun). Jumlah Balita usia 1 smapi dengan 5 tahun
[Ard | Ads]