Potensi Wisata Gua Binuang di Desa Sanggulan Sebulu, Miliki Jejak Sejarah Spiritual

im Liputan Diskominfo Kukar melakukan penelusuran jejak sejarah Gua Binuang. Gua yang eksotis dan masih alami tersebut terletak di KM 2 Desa Sanggulan Kecamatan Sebulu Kabupaten Kutai Kartanegara. (Infokaltim.id/ist).

Infokaltim.id, Tenggarong- Tim Liputan Diskominfo Kukar melakukan penelusuran jejak sejarah Gua Binuang. Gua yang eksotis dan masih alami tersebut  terletak di  KM 2 Desa Sanggulan Kecamatan Sebulu Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kepala Desa Sanggulan Fahruddin A. R. menjelaskan bahwa Gua Binuang telah ditemukan sejak sebelum berdirinya Desa Sanggulan, yang dahulu dikenal sebagai Desa Tanjung Harapan. Gua ini diyakini sudah ada sejak zaman kerajaan dan menjadi tempat petilasan para jawara kerajaan. 

“Di dalam gua labirin tersebut terdapat tempat petilasan yang digunakan untuk kegiatan spiritual seperti bertapa atau bersemedi,” ujarnya. Dijelaskannya bahwa saat ini Gua Binuang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Benua Raya Desa Sanggulan. 

“Pengelolaan masih bersifat tradisional karena baru mulai dikelola sejak saya menjabat sebagai Kepala Desa pada akhir tahun 2022. Kami juga telah menyiapkan pokdarwis sebagai pemandu sekaligus pengamanannya,” jelasnya.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Benua Raya Desa Sanggulan Sopian, menambahkan bahwa selama menelusuri Sungai Gua Binuang, keselamatan pengunjung menjadi prioritas utama.

“Para pengunjung akan dipandu oleh Pokdarwis dan dibekali pakaian dan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap guna menjaga keselamatan mereka,” jelasnya.

Sepanjang penelusuran gua, Tim Liputan Diskominfo Kukar bersama Kepala Desa Sanggulan dan didampingi oleh Kru Pokdarwis Benua Raya, melewati lintasan dengan jalur berbatu serta sungai yang mengalir di dalamnya. Dari permukaan mulut gua, para pengunjung disambut dengan berbagai formasi bebatuan alami yang menunjukkan bahwa ekosistem gua tetap terjaga. 

Selain itu terlihat juga beberapa spesies hewan langka seperti ulat gulik, kaki seribu berwarna hitam berukuran 20 cm, laba-laba berukuran 15 cm, dan kelelawar yang berhabitat di dalam gua dan spesies tersebut dapat dijumpai sepanjang jalan arah menuju gua.

Saat menyusuri aliran sungai di dalam gua, terlihat formasi batuan unik di sisi kanan dan kiri dinding gua. Fenomena ini terbentuk dari aliran air saat gua mengalami genangan cukup dalam. Dataran di dalam gua juga sering berubah-ubah mengikuti curah hujan, memungkinkan pengunjung melewati rute yang menantang dengan celah-celah batu yang menarik untuk dijelajahi. Di bagian atas, terdapat stalaktit yang eksotis yang terbentuk dalam waktu yang sangat lama akibat rembesan air yang menetes. 

Dengan berbagai potensi yang dimiliki, Gua Binuang di Desa Sanggulan Kecamatan Sebulu diharapkan menjadi destinasi wisata unggulan, sekaligus menjaga kelestarian sejarah dan budaya setempat.

[hms|kom|anl|adv]

Exit mobile version