Spirit Bebas Stunting

Penulis: Afita Nur Hayati. (Infokaltim.id/Anh).

Oleh: Afita Nur Hayati (Bekerja di UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, Kabid Kader PW Nasyiatul Aisyiyah Kaltim).

Tema Hari Gizi Nasional tahun 2022 adalah cegah stunting dan obesitas.  Kenapa persoalan stunting dan obesitas menjadi prioritas pesan yang harus sampai pada masyarakat Indonesia secara keseluruhan? Karena ternyata kedua persoalan gizi tersebut merupakan indikator pembangunan kesehatan bangsa. Tentu saja dampaknya pada kualitas penerus bangsa, jika harusnya berkualitas dengan presentase 100 persen maka stunting dan obesitas menjadikannya tidak sempurna.

Tema yang diangkat kali ini melihat kondisi riil yang ada di masyarakat sekitar.  Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 lalu menyebutkan, bahwa prevalensi stunting di Indonesia masih dikisaran 24 persen, sementara target RPJMN 2020-2024 sebesar 14 persen.  Masih ada 2 tahun memang untuk bisa mewujudkannya.  Artinya dari tahun 2022 menuju 2024 harus ada penurunan 5 persen tiap tahunnya.  Mudah? mungkin, susah? mungkin juga.

Sebelum melanjutkan pembahasan lebih lanjut, ada pertanyaan mengenai masalah stuting, bahwa masalah ini siapa yang harus berkontibusi terhadap penurunan stunting dan masa depan penerus bangsa, kita mulai dengan konsep stunting itu sendiri.  Sebagian orang mengatakan, stunting itu secara fisik kerdil, tidak tumbuh sesuai dengan kondisi anak sesuai dengan tahap perkembangan usianya.

Masalah stunting itu tidak hanya berpengaruhnya secara fisik saja, melainkan juga pengaruhnya terhadap kemampuan berfikir, memberikan umpan balik ketika berinteraksi dengan orang lain, menyerap materi pelajaran, sampai bagaimana cara yang efektif dalam memecahkan sebuah permasalahan.  Intelektualitas sebagai salah satu syarat memberikan solusi terhadap segala persoalan bangsa menjadi kurang maksimal jika stunting masih melekat.

Ketika bicara siapa yang harus bertanggung jawab terhadap penurunan angka stunting? Maka jawabannya adalah kita semua, terutama orang tua, laki-laki dan perempuan, orang yang secara sadar bersatu dalam ikatan perkawinan dan memiliki tujuan melahirkan generasi yang salih dan salihah.  Islam mengajarkan kepada umatnya untuk tidak meninggalkan anak keturunan dalam kondisi lemah.  Lemah disini bisa diartikan secara fisik maupun non-fisik, materiil maupun spiritual.  Tanpa kerjasama semua pihak, kecil kemungkinan bagi pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan sampai ditingkat paling bawah, bisa menyelesaikan penerapan gizi seimbang secara tuntas.

Jika perbaikan gizi adalah cara yang ditempuh untuk menurunkan angka stunting dan mencegah angka obesitas naik, maka dalam jangka panjang akan ada peningkatan kualitas sumber daya manusia.  Dari mana memutus mata rantai stunting? Dari teredukasi dengan baiknya para ibu hamil, yang sehat baik secara fisik maupun psikis, yang pertumbuhan berat badannya selalu naik sejalan dengan bertambahnya usia kehamilan. Makanan dan minuman yang dikonsumsinya memenuhi standar gizi bagi ibu hamil, tidak asal makan kenyang tanpa nutrisi yang seimbang untuk kebutuhan diri sendiri maupun janin yang ada didalam kandungan.  Suasana kebatinannya juga stabil, tidak mengalami stres, karena dukungan penuh suami dan keluarga besar serta lingkungan kecil disekitar ibu hamil.  

Begitu juga ketika ibu hamil sudah melahirkan dan mulai menyusui secara eksklusif.  Kondusifitas konsep ramah perempuan dan anak perlu terus dijaga.  Jangan hanya berwujud slogan tetapi sudah terimplementasikan.  Perlunya pemberian ASI ekslusif yang diikuti dengan cuti tidak hanya tiga bulan tetapi selama ASI ekslusif dijalankan.  Supporting system yang mendukung ketika kembali bekerja, bagi para ibu pekerja dan menyusui selepas selesainya ASI eksklusif plus day care yang aman serta ketersediaan ruang laktasi untuk mendukung sehatnya fisik para bayi dan sehatnya mental para ibu menyusui.

Ada yang mengatakan jika support system terbaik adalah diri kita sendiri, maka mari kita tanamkan dalam diri bahwa kita bisa membantu menurunkan angka stunting pada generasi kita terdekat di rumah dengan memastikan selalu mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, menerapkan pola hidup yang sehat dan juga bersih, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur.

*Opini ini merupakan bagian dari tangunggjawab penulis.