“Wakil Ketua II DPRD Bontang Agus Haris tanggapi kasus siswa SMK bolos dan pesta miras oplosan. Selain perlunya peran orang tua, menurutnya program wajib belajar harus digalakkan.”
Infokaltim.id, Bontang- Sebanyak 15 siswa SMK ketahuan bolos dan pesta miras oplosan di Mangrove Park Berbas Pantai pada Jum’at (22/9/2023) lalu. Namun hanya 6 siswa saja yang berhasil terjaring razia Satpol PP Bontang.
Agus Haris selaku Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Bontang itu pun turut menanggapi kasus tersebut. Menurutnya peran keluarga dalam membimbing perilaku anak perlu ditingkatkan. Sebagai landasan paling dasar dalam mengarahkan perilaku anak.
“Lingkungan pertemanan memang mempengaruhi. Akan tetapi itu kembali lagi kepada orang tua atau keluarga dalam memberikan pendidikan dasar yang baik kepada anak”, ungkapnya kepada wartawan, Selasa (26/09/2023).
Agus Haris kembali menerangkan, orang tua atau keluarga seharusnya melakukan pengawasan secara maksimal kepada anak. Selain itu melakukan pendekatan yang intens terhadap anak dan remaja di dalam proses tumbuh kembang mereka. Agar anak tidak merasa kurang mendapatkan perhatian.
Perhatian tersebut, kata Agus Haris, seperti saat anak berangkat sekolah orang tua perlu memastikan anaknya benar-benar sampai di sekolah. Saat di rumah anak juga diberi arahan melalui pendekatan emosional.
“Perlu dijelaskan kepada anak pentingnya menempuh pendidikan yang baik diusia mereka sekarang dalam menjawab tantangan masa depan bangsa. Terutama masa depan mereka sendiri,” tambahnya.
Dia menambahkan, selain keluarga, peran sekolah dalam melakukan pengawasan dan membimbing juga tak kalah penting. Apalagi tindakan para remaja SMK ini terjadi pada jam sekolah. Dimana mereka seharusnya berada dalam pengawasan sekolah.
“Sebagai tempat mereka belajar, sekolah seharusnya tidak hanya memberi materi pembelajaran saja. Akan tetapi guru berperan dalam menggiring dan mendesain karakter dan mental anak,” tegasnya.
Soal pendidikan dan karakter, Agus Haris turut menyinggung pentingnya bekal ilmu bagi anak sejak dini untuk menghadapi Indonesia Emas pada 2045. Dia menekankan, bahwa anak-anak sekarang perlu mendapatkan pendidikan terbaik. Guna menghadapi bonus demografi yang akan dihadapi beberapa tahun mendatang.
“Jika anak-anak generasi kita sekarang tidak dididik menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni, bonus demografi nantinya akan sia-sia,” paparnya.
Selain peran orang tua dan sekolah, dia juga meminta perangkat pemerintah seperti Satpol-PP mampu bergerak serentak membantu sekolah dalam mengawasi anak-anak pada jam sekolah.
“Harus rajin melakukan patroli, kalau kedapatan hal seperti itu cepat dilaporkan ke sekolah,” ujarnya.
Baginya, kasus kali ini jadi masalah yang cukup serius. Pasalnya tak hanya bolos, namun siswa juga menenggak miras oplosan. Menurutnya diperlukan kolaborasi antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang dan Peraturan Daerah (Perda) Wajib Belajar. Untuk menggalakkan wajib belajar 19.00 – 21.00 Wita.
“Itu menjadi faktor variabel yang bisa mengurangi aktivitas diluar kendali anak-anak,” pungkasnya.
[Fjn|Anl|Ads]