Tidak Dilakukan Normalisasi Sejumlah DAS dan Bendungan Benangga, DPRD Samarinda: Diperkirankan 2027 Bakal Hilang

Sungai Karang Mumus. (Infokaltim.id/Suhardi).

Infokaltim.id, Samarinda- Sekretaris Komisi III DPRD Samarinda, Novan Syahronny Pasie meminta Pemkot agar melakukan normalisasi sungai upaya meminimalisir banjir.

Pasalnya, Samarinda termasuk kota yang memiliki daerah aliran sungai (DAS) sangat banyak dan luas aliran sungai pun cukup panjang.

“Normalisasi perlu dilakukan Pemkot agar mengurangi sedimentasi,” ungkap Novan, di Gedung DPRD Samarinda, Kamis (16/9/2021).

Sehingga kapasitas air sungai saat musim hujan, dikatakan Novan, dapat tertampung dan tidak meluap. Hal ini mesti dilakukan Pemkot Samarinda saat musim kemarau.

“Karena musim kemarau itu lebih efektif dan muda mengangkat material di sungai, airnya dangkal,” tuturnya.

Politikus Golkar ini pun menyesali sejumlah waduk, bendungan dan polder di Samarinda tidak berfungsi untuk menampung air saat musim hujan.

Akibatnya, kata Novan, saat hujan dengan insentitas tinggi otomatis meluap dan akan membanjiri seluruh Samarinda. Karena banyak sedimentasi yang tidak dilakukan pengerukan.

“Seharusnya polder dan waduk itu saat tidak hujan airnya itu dikosongkan, sehingga saat hujan bisa menampung air yang baru,” ujarnya.

Sekretaris Komisi III DPRD Samarinda, Novan Syahronny Pasie.

Ternyata tidak demikian, yang terjadi disejumlah waduk atau polder, disebutkan Novan, tidak dilakukan Pemkot Samarinda.

“Begitupun drainase yang banyak buntuh, bahkan aliran air disejumlah drainase tidak ada arah pembuangan ke hilir,” pungkas Novan.

Sedimentasi di Bendungan Benangga pun sudah mulai tinggi, lantaran diungkapkan Novan, sejumlah penambangan disekitar bendungan menjadi penyebab utama.

“Saat hujan yang jelas semua material, batu, kayu dan tanah masuk ke Bendungan Benangga. Sehingga jadi dangkal. Meluap dan mengalir membanjiri Samarinda,” ujarnya.

Dia pun mengaku, selain dangkalnya sungai dan bendungan yang mengakibatkan banjir, namun juga aliran air kiriman dari luar Samarinda seperti dari Muara Badak.

Diketahui, sesuai data dari Balai Wilayah Sungai IB Samarinda Kementerian PUPR, bahwa volume tampungan yang diakibatkan oleh sedimentasi di Bendungan Benangga berdasarkan data batimetri dari 1999 hingga 2018. Semulanya mampu menampung air sebesar 1.323.000 kubik.

Sedangkan berdasarkan data terakhir 2018, tampungan air Bendungan Benangga itu hanya 430.000 kubik. Sementara potensi produksi sedimentasi rata-rata pertahun mencapai 47.000 kubik pertahun.

Waduk Benangga diperkirakan pada 2027 mendatang dipastikan akan punah akibat sedimentasi dalam kurung 6 tahun. Apabila pengendalian ruang ditangkapan air waduk tidak dikendalikan, pasti laju sedimentasi juga akan bertambah cepat.

Jika Pemkot Samarinda membiarkan sedimentasi tidak dilakukan normalisasi.

[Sdh | Ads]