Titik Banjir Bertambah Hingga Rugikan Aktivitas Ekonomi Warga, Pemkot Samarinda Diminta Realisasikan Program Tangguh Banjir

Waki Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Samri Shaputra. (Infokaltim.id/Suhardi).
Waki Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Samri Shaputra. (Infokaltim.id/Suhardi).

Infokaltim.id, Samarinda- Curah hujan di Samarinda akhir-akhir ini semakin tinggi, hingga mengakibatkan banjir dan tanah longsor.

Bahkan banjir yang kerap terjadi di Samarinda, kian hari bukannya berkurang, justru semakin menambah.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Samri Shaputra mengakui, titik-titik banjir yang sebelumnya tidak dilanda banjir namun saat ini terjadi.

“Kondisi di lapangan memang seperti itu, titik banjir terpantau semakin meluas,” ungkap Samri, di Gedung DPRD Samarinda, Senin (4/10/2021).

Menurutnya, banjir yang kerap melanda Kota Tepian ini bukan hanya mengenangi jalan raya, melainkan sudah memasuki rumah-rumah warga.

“Kasihan melihat warga, perabotan rusak. Belum lagi menguras dan membersihkan rumah, setelah bersih hujan lagi, pasti banjir juga,” ujar Samri.

Dia menilai, banjir yang kerap terjadi ini sangat merugikan bagi warga, tenaga dan pikiranya hanya memikirkan banjir dan keamanan rumah dan keluarganya.

“Akivitas ekonomi warga pun tergangu dengan banjir ini, apalagi dimasa Covid-19 jadi kompleks masalah warga,” tutur Samri.

Begitupun dikatakan Samri, bahwa saat hujan memicu rawan longsor, hal ini pun menjadi derita bagi warga. Karena sebagian struktur tanah yang tidak dilakukan penurapan.

Meskipun Samarinda memiliki pemimpin baru, namun masalah banjir ini ke depan harus dituntaskan sesuai dengan program dan janji politiknya.

“Memang diakui bahwa Andi Harun masih baru ya, jadi kritik belum banyak kita layangkan ke pemerintah, tapi program tanguh banjir harus dilaksanakan,” sebut Samri.

Dia meminta, Pemkot Samarinda, ke depannya membangun drainase harus memperhatikan aliran air dari hulu ke hilir harus terintegrasi.

“Kalau membangun parit harusnya dikontrol pemerintah, jangan asal-asalan dikerjakan yang penting selesai proyek,” tegas Samri.

Dikatakan Samri, pembangunan drainase yang tidak terintegrasi dari hulu ke hilir, bukan menyelesaikan persoalan banjir, tapi memindahkan banjir.

“Kalau cara kerja seperti ini, tentu titik banjir akan bertambah,” tutup Samri.

[SDH | ADS]

Exit mobile version