Infokaltim.id, Samarinda- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat angka inflasi di Kaltim pada September 2024 secara year on year (y on y) sebesar 2.16 persen.
Kabupaten Berau tercatat sebagai daerah dengan inflasi tertinggi mencapai 3,34 persen.
Hal itu disampaikan Kepala BPS Kalimantan Timur Yusniar dalam rilis berita statistik di Kantor BPS Kaltim di Jalan Kemakmuran Samarinda, Selasa (01/10/2024).
Penyampaian rilis, terkesan istimewa, dengan hadirnya Sekda Provinsi Kaltim Sri Wahyuni.
Kepala BPS Kaltim Yusniar menjelaskan tingkat inflasi y on y dipicu adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, diantaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,67 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,37 persen serta kelompok perumahan air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,34 persen.
Kenaikan harga juga ditunjukkan kelompok kesehatan sebesar 5,7 persen, kelompok rekreasi, olah raga dan budaya sebesar 1,60 persen.
“Sedangkan kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman masing-masing sebesar 1,71 persen dan 1,48 persen,” sebut Yuniar.
Sementara perkembangan ekspor Kaltim di Agustus mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 1,18 persen atau senilai 2.048,06 USD.
Meski ekspor migas tercatat sebesar 119,80 juta USD, mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 34,07 persen. Namun di sektor non migas terjadi kenaikan sebesar 4,65 persen atau senilai 1.928,26 juta USD.
“Secara kumulatif nilai ekspor Kaltim Januari-Agustus 2024 tercatat sebesar 16.228,70 juta USD,” papar Yusnita.
Sekda Provinsi Kaltim Sri Wahyuni mengatakan inflasi Kaltim sebesar 2,16 relatif tidak terlalu tinggi. Terlebih ada sejumlah indikator positif diantaranya nilai tukar petani naik, di sektor pariwisata juga tergambar dengan naiknya tingkat hunian kamar hotel.
“Ini tentu juga kabar yang positif menurut saya, termasuk kinerja ekspor impor kita,” katanya.
[hms|ard]