Infokaltim.id, Samarinda – Viralnya video pengeroyokan guru oleh siswa di media sosial menuai perhatian serius dari DPRD Kota Samarinda. Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Ismail Latisi menekankan pentingnya penguatan peran keluarga dalam pendidikan karakter dan pengawasan aktivitas digital anak.
“Kita harus melihat peran keluarga secara mendalam. Pendidikan tidak hanya soal transfer ilmu, tetapi juga pembentukan karakter siswa. Saat ini, gurunya bukan hanya orang tua dan guru di sekolah, tapi juga media sosial,” ungkap Ismail.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Samarinda, sepanjang tahun 2024 tercatat lebih dari 20 kasus kekerasan di lingkungan sekolah, meningkat 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Fenomena ini, menurut Ismail, tidak bisa dilepaskan dari pengaruh konten digital yang dikonsumsi siswa.
“Akses informasi dari platform seperti YouTube dan Instagram dapat berdampak positif jika digunakan dengan bijak, namun juga bisa menjadi pemicu tindakan negatif jika tidak diawasi. Pendidikan keluarga harus diperkuat untuk mengimbangi arus informasi digital,” jelasnya.
Psikolog pendidikan dari Universitas Mulawarman, Dr. Sarah Amalia, dalam diskusi terpisah menambahkan bahwa penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi perkembangan psikologis dan perilaku remaja, “Orang tua perlu aktif mendampingi dan memahami aktivitas digital anak-anak mereka,” sarannya.
Menanggapi situasi ini, Komisi IV DPRD Samarinda berencana menggelar hearing dengan Dinas Pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya untuk membahas strategi pencegahan kekerasan di sekolah.
“Kami juga akan mendorong program literasi digital yang melibatkan orang tua, guru, dan siswa. Sekolah tidak hanya harus fokus pada akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral sesuai amanah pendidikan nasional,” tutup Ismail.
[Arya|Anl|Adv]