Calon Haji 30 Persen Lansia hingga Cuaca di Tanah Suci Terbilang Ekstrim, Kemenag Kaltim Imbau Jamaah Utamakan Ibadah Wajib dan Perbanyak Minum Air Putih

Suasana para jamaah haji melaksanakan ibadah haji di Mekkah. (Infokaltim.id/Ilustrasi).

Infokaltim.id, Samarinda- Penyelenggaraan haji tahun ini memang memiliki sejumlah tantangan. Karena hampir 68 ribu jemaah haji asal Indonesia merupakan lansia. Bahkan di Kaltim, dari seluruh kuota, 30 persen adalah lansia.

Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Kaltim meminta para jemaah haji memperhatikan betul ibadah yang akan dijalankan sebelum dan sesudah puncak haji. Jangan memaksakan diri terlebih saat kondisi tubuh tidak fit.

“Jangan terlalu memaksakan diri dalam beraktivitas, termasuk beribadah sunah, terlebih bila merasa kesehatannya tidak memadai. Apalagi banyak lansia yang harus berhadapan dengan cuaca ekstrem di tanah suci. Jangan sampai kelelahan mengerjakan ibadah sunah kemudian nanti gagal mengerjakan wajib,” tegas Miftah Faridl Marsidik selaku Ketua Tim Umum dan Humas Kanwil Kemenag Kaltim baru-baru ini kepada Diskominfo.

Dirinya menjelaskan, terutama bagi jemaah yang tiba di Madinah jauh hari sebelum pelaksanaan Haji di Mekah, harus pandai pandai menyiasati, pandai-pandai mengukur diri, kesehatan diri terkait aktivitas sunnah.

Ketua Tim Umum & Humas Kanwil Kemenag Kaltim, Miftah Faridl Marsidik.

Tentu kadang semangat tidak bisa dibendung, tapi jika memaksakan diri melakukan ibadah sunnah dan fadilah dikhawatirkan tidak fit di puncak pelaksanaan haji.

“Jemaah akan menunggu hingga puncak haji dengan melakukan berbagai ibadah sunah. Haji merupakan ibadah yang membutuhkan kekuatan fisik sehingga jamaah diharapkan dalam kondisi sehat. Tapi jangan sampai berlebihan. Tidak hanya pengingat bagi lansia saja namun juga yang masih muda harus bisa mengontrol dirinya,” tutur Faridl mengingatkan.

Sebagai tanggung jawab pemerintah kepada jemaah haji tahun ini yang juga mengusung tema ramah lansia, ada jumlah peningkatan layanan. Salah satu layanan yang sudah dinikmati jemaah, yakni fast track di Bandara Soetta dan di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, serta Bandara King Abdul Aziz Jeddah.

“Agar aktivitas tidak banyak terbuang dan berlebihan. Dengan begitu, jemaah tidak perlu lagi melalui proses pemeriksaan imigrasi di bandara kedatangan. Ini menghemat tenaga dan Insya Allah bisa diberlakukan nantinya di setiap wilayah,” imbuhnya.

Sementara Kepala Bidang P2P, Setyo Budi Basuki menjelaskan pengelolaan kesehatan menjadi hal yang penting mengingat suhu udara di Saudi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia. Saat ini, suhu di Kota Madinah bahkan mencapai 40 derajat Celcius.

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Setyo Budi Basuki.

“Wajib minum air putih sesering mungkin. Jangan merasa tidak haus terus tidak minum, harus dipaksa supaya tubuh tetap bugar dan terhidrasi dengan baik. Kalau kurang cairan tubuh kita akan lemas, apalagi ibadah haji memerlukan fisik yang prima karena rangkaian ibadah yang panjang,” jelas Basuki beberapa waktu lalu pada program Podcast garapan Diskominfo Kaltim.

Perbedaan suhu yang ekstrim ditambah kelembaban yang rendah di Arab Saudi, menimbulkan potensi dehidrasi bagi jemaah haji. Kondisi ini dapat mengarah pada situasi yang lebih parah yakni heat exhausted bahkan heat stroke. Sehingga, asupan mineral yang cukup menjadi kunci penting menjaga jemaah haji tetap terhidrasi dengan baik.

“Terutama bagi jemaah lansia, cuaca ekstrim sangat mempengaruhi aktivitas. Bisa juga dengan minum oralit satu bungkus dilarutkan ke 600 ml air, setiap hari. Ingat jangan tunggu haus!,” tegasnya.

[Hms|Ard|Ads Kominfo Kaltim]