Dan Surga Adalah Balasan Terbaik Untuk Mereka

Tim Relawan saat Menguburkan Jenazah

Oleh : Dyah Kalsit (Produser Film Nyai Ahmad Dahlan) dan Machnun Uzni (Founder Sahabat Misykat Indonesia)

Kamis (15/7/2021) di tengah mengisi acara motivasi siswa baru disalah satu sekolah di Samarinda, tepatnya pukul 10.39 WITA, Saya mendapatkan pesan WhastApp (WA) dari Mbak Dyah Kalsit. Pesan indah yang berisi  kisah tentang Ayahnya yang meninggal dunia dengan penangganan yang dibantu para relawan. Ada hikmah, pujian dan tentu doa bagi relawan yang dapat dipetik dari pesan Mbak Dyah Kalsit.

Sementara, pada Rabu, (14/7/2021) sekitar pukul 13. 21 WITA saya komunikasi dengan Mbak Dyah Kalsit saat  berjuang dibantu relawan dalam mencarikan rumah sakit bagi Ayahnya. Hingga terakhir dia  memberikan kabar jika Ayahnya meninggal dunia. Seijin dia tulisannya saya bagikan utuh di media ini.

Rabu, 14 /Juli/2021 ayah  saya berpulang ke rahmatullah akibat terkonfirmasi positif Covid-19. Dalam keadaan itu, entah harus berbuat apa, dada ini rasanya sesak tidak tahu harus bagaimana, lantaran disebabakan ayah tidak mendapatkan rumah sakit di Jogjakarta. semua rumah sakit penuh terisi pasien dari beragam penyakit termasuk pasien Covid-19, dan itu pun kami menyaksikan sendiri.  Akhirnya, usaha untuk mengobati ayah akibat Covid-19 kini telah purna, qodarullah ayah kembali pada Allah SWT, sang pemilik nyawa setiap nyawa manusia di muka bumi ini. Lalu, jenazah ayah akhirnya di dievakuasi oleh tim RSUD Wirosaban dengan begitu baik dan cepat.

Setelah dimandikan di RSUD, saya termangu melihat ambulans yang luar biasa penuh keluar masuk untuk menjemput jenazah bahkan mengantar jenazah ke tempat peristriahatan terahir yaitu liang lahat atau disebut kubur. Saya merenung sejenak sembari merasakan kesedihan ditinggal ayah, saya merasakan bahwa betapa kematian itu dekat dan demi Allah Covid-19 itu ada. Selama masih hidup, ayah sempat memberikan wasiat diminta saat dia meninggal kelak dimakamkan di Wates Kulon Progo dekat makam Ibunda. Saya menyadari kini kedua orang tuaku telah berpisah denganku di dunia ini, dengan renungan itu, mataku sambil melihat puluhan ambulan di RSUD selalu mobile tidak berhenti mengantar jenazah. Begitupun, secara sepintas melihat  peran tenaga kesehatan (Nakes) sibuk keluar masuk mengantar jenazah dan menerima pasien, saya pun terkesima mengatakan dalam hati bahwa para Nakes luar biasa abdikan hidupnya untuk mengurus orang yang sedang sakit bahkan dimasa Covid-19 ini mereka pun mengurus jenazah, betapa lelahnya mereka tak henti-henti mengantar dan memandikan jenazah dengan ikhlas dan rapi

Dari sekian renungan itu, jenazah ayahku belum juga diantarkan ke liang lahatnya lantaran merasa bingung mendapatkan ambulance, namun tiba-tiba ada kemudahan yang Allah SWT berikan dengan sebuah ambulance yang dibantu oleh keluarga Kyai Ahmad Dahlan yaitu Mbak Wiwied, sekitar pukul 21.00 akhirnya berangkat memakamkan ayah. Dalam perjalanan saya pun kembali merenung dengan kemudahan yang diberikan dari salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu organisasi sayap Muhammdiyah, betapa luar biasa hebat gerak tim Lazismu Sewon Bantul, MDMC dan Kokam dalam mengurus jenazah.

Mereka membantu membelah jalanan mengantarkan jenazah di malam pekat menguburkan dengan cara yang luar biasa hebat saya akui mereka tidak takut bekerja dan melayani demi kemanusiaan. Diselah-selah penguburan ayah, sambil berdo’a meratapi kesedihan, semoga Allah SWT mengampuni dosa ayahku dan melapangan kuburnya dengan cahaya-cahaya surga. Kemudian, do’aku tidak berhenti sampai disitu, saya mengadahkan tanganku berdo’a kepada Allah SWT untuk para relawan kemanusiaa Muhammadiyah yang begitu sigap mengantarkan ayahku ke temapt peristrihatan terakhir.  Ya Allah, Allah Maha Pelindung, jagalah para relawan Muhammadiyah agar meraka selalu sehat untuk melakukan misi kemanusiaannya. Setelah itu, saya berpikir bahwa para rewalan Muhammadiyah ini, mereka tidak mengharapkan apapun, bahkan tak terpikirkan untuk menyuguhkan kopi untuk relawan tersebut. Namun, saya yakin pelayanan kemanusiaan yang mereka jalani itu tidak mengharapkan imbalan apapun, saya kagum mereka begitu hebat dan terus membantu proses pemakaman ayah hingga berjalan dengan lancar. Seusai memakamkan ayah, saya mendengar sahabat-sahabat Kokam, MDMC dan Lazismu, sehari minimal mereka bisa memakamkan 7 jenazah akibat Covid-19.

Saya tidak mampu berkata apa-apa melihat kesungguhan sahabat-sahabat Lazismu, MDMC,  dan Kokam saat membantu memakamkan ayah, luar biasa Ukhuwah Islamiyah yang mereka tebarkan. Sekitar Pukul 00.00 proses pemakaman ayahku selesai, lalu kembali dengan wajah luar biasa tetap tidak memancarkan rasa lelah dan mereka mendoakan kami tiada henti. Saya pun tidak berhenti merenung saat kembali mengingat dari awal sejak ayah meninggal hingga di kuburkan, begini saya merenung sembari bertanya kepada Sang Khalik, Ya Rabb apakah ini arti sebuah keikhlasan? Apakah ini arti sebuah kekuatan cinta pada-Mu yang mereka tunjukkan melalui sesama?. Saya pun merasakan begitu kuatnya cinta manusia kepada sesamanya, meskipun tidak saling mengenal namun demi kemanusiaan lah semua bisa bersatu. Sepanjang jalan usai pemakaman, kami mendoakan mereka tiada henti,  orang-orang hebat yang berjuang untuk orang lain bahkan yang mereka tidak kenal sama sekali. Demi Allah hanya jannah kelak adalah yang terbaik untuk para relawan.

Sahabat mari kita doakan para relawan Covid-19, semoga Allah berikan kekuatan, Allah limpahkan kekuatan dan keluarga mereka,  Allah berikan perlindungan. Semoga Allah segera angkat wabah ini dari bumi Indonesia. Barakallah Kokam, barakallah MDMC,  barakallah Lazismu. Tiada kebaikan yang luput dari pandangan Allah sekecil apapun. Allah maha menatap kebaikan hamba hamba-Nya.

*Opini ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis