Distanak Kukar Kerjasama Balai Veteriner Lakukan Pencegahan Penyebaran Wabah PMK

Foto ; Para petugas dari Distanak Kukar sedang melakukan identifikasi untuk memastikan tidak ada virus PMK di hewan ternak. (Istimewa)

Infokaltim.id, Tenggarong – Wabah Penyakit Mulut dan Kutu (PMK) yang saat ini menjadi isu kesehatan bagi hewan ternak menjadi perhatian oleh Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar. Pihaknya akan melakukan pencegahan dan deteksi dini untuk mencegah penyebaran virus.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distanak Kukar, Aji Gazali Rahman mengatakan akan melakukan identifikasi pada sejumlah hewan ternak di Kukar. Mereka mendatangi empat pemasok yang mendatangkan sapi dan kambing dari pulau Jawa, juga Kota Kupang.

“Pertengahan minggu pertama dan kedua Ramadan ada mendatangkan (Hewan ternak) dari Pulau Jawa dan baru dua minggu ini wabah (PMK) merebak,” katanya.

Distanak Kukar pun bekerjasama dengan Balai Veteriner Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Setelah melakukan pemeriksaan dengan mengambil sampel darah pada hewan ternak, khususnya sapi potong yang didatangkan dari Jawa dan Kupang, maka sampel akan dikirimkan untuk mengetahui hasil kesehatan hewan ternak.

“Kita telah bekerjasama dan sample darahnya kita kirim ke Banjarbaru lalu ke Surabaya untuk lebih jelas mengetahui hasil nantinya,” terangnya.

Namun, Dia memastikan hingga saat ini belum ada identifikasi wabah PMK di Kukar, bahkan dalam waktu dekat Distanak Kaltim akan mengeluarkan keputusan untuk memperketat atau tidak masuknya hewan ternak ke Kaltim. Karena sejauh ini, pemeriksaan pada mulut dan kaki hewan ternak masih terpantau normal dan sebagai langkah antisipasi,

“Bukan melarang, hanya belum mau mengeluarkan rekomendasi. Apakah diperketat masuknya atau tidak dibolehkan sama sekali agar dapat mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan,” tukasnya.


Para peternak sapi dan kambing juga diimbau untuk segera melapor ke Distanak bila memang menemukan gejala PMK pada hewan ternaknya. Contohnya seperti demam tinggi, tidak mau makan, liurnya bau, kaki akan mengelupas dan luka hingga kukunya terlepas sendiri.

“Jika ada gejala atau indikasi PMK, Maka segera laporkan kami untuk upaya pencegahan agar tidak menular ke manusia maupun hewan ternak lainnya,”jelasnya.

Dia menambahkan, wabah ini tentu dapat menjadi permasalahan ekonomi di Kaltim bila tidak ada sapi potong yang masuk Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Jika sudah demikian, harga daging akan melonjak naik karena Kaltim ketergantungan hampir 70 persen dari luar, dan 30 persen Kaltimnya sendiri.

“Kalau berbicara Kukar saja, nampaknya masih aman. Karena Kukar masih bisa memasok sapi sendiri, dalam satu hari bisa sampai enam ekor yang masuk RPH,” pungkasnya.

[Rzf|Asg|Ads]