Dorong Program Doktoral di UMAM Malaysia, UMKT Gelar Seminar Internasional, Dato’ Seri Prof Muhammad Mustafa Ishak jadi Pembicara

Dato’ Seri Profesor Muhammad Mustafa Ishak (kiri) saat memberikan materi pada seminar ilmiah internasional di Kampus UMKT. (Infokaltim.id/Ardian).

Infokaltim.id, Samarinda- Dato’ Seri Profesor Muhammad Mustafa Ishak yang merupakan mantan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Malaysia hadiri di Universitas Muhammadiyah Kaltim (UMKT) menjadi pembicara dalam pekan ilmiah internasional di Kampus UMKT.

Seminar internasional tersebut bertajuk “The Strategy of Making Ph.D Proposal and Introducation to University Muhammadiyah Malaysia (UMAM).” Acara tersebut diselenggarakan di Gedung E Kampus UMKT Jalan Juanda, Kamis (30/06/2022).

Dato’ Seri Profesor Muhammad Mustafa Ishak yang merupakan Wakil Rektor Universitas Utara Malaysia (UUM) dan juga Ketua Executive chairman world business affairs Sdn Bhd tersebut
menyampaikan tentang strategi pembuatan proposal program doktoral (Ph.D).

Dia mengatakan, bagi calon-calon program Ph.D perlu mengindetifikasi sebuah masalah yang dapat dijadikan judul untuk disertasi.

“Carilah judul riset yang terbaik dan fokus dalam suatu masalah, sedikit berbeda dengan riset-riset sebelumnya. Riset itu bukan sesuatu yang kita sukai atau asyik bagi kita, tapi riset yang baik itu sesuai dengan bidang keilmuan dan mampu diselesaikan secara baik,” ungkap Mustafa.

Sebelumnya, dijelaskan Dato Mustafa, bahwa sebagai peneliti harus memiliki planing (rencana) yang baik tentang menjalani sebuah riset yang tertuang dalam proposal disertasi untuk melanjutkan penelitian hingga selesai.

Penandatanganan MoU antara Rektor UMKT, Prof. Bambang Setiaji (kiri) dengan Dato’ Seri Profesor Muhammad Mustafa Ishak (kanan) disaksikan oleh Rektor UMAM dan UMB Berau.

“Karena proposal itu akan menentukan arah riset, jika proposal itu baik maka riset pun akan selesai dan kualitasnya bagus,” pungkasnya.

Begitupun sebaliknya, kata Dato Mustafa, jika pengajuan topik permasalahan yang tertuang dalam propsal itu tidak baik, pasti risetpun akan terhambat kemudian kualitasnya pun menjadi kurang baik.

Kemudian, diungkapkan penulis buku yang bertajuk The Politics of Bangsa Malaysia ini, bahwa proposal riset Ph.D itu ruang lingkupnya jangan terlalu luas, tapi fokus pada satu permasalahan yang jelas, sehingga promotornya pun ketika membaca topiknya sudah paham kemana arah riset yang dilakukan penelitian.

“Misalkan penelitian tentang hutan di Indonesia, jangan hutan yang ada di Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Sulawesi itu semuanya mau diriset. Itu terlalu luas dan tidak bakal selesai-selesai, pernah ada mahasiswa saya dari Indonesia mau meneliti itu. Akhirnya dikerucut hanya 2 kabupaten saja,” bebernya.

Jadi, kata dia, bagi peneliti harus fokus kalau paling luas tidak masalah satu provinsi, namun itu tergantung pada penguasaan topik dan keilmuan serta data primer dan sekunder mudah didapatkan.

Lalu, sebagai penelitian harus pintar-pintar mengatur waktu mulai planing penentuan judul, menulis proposal yang biasanya selesai 9 bulan sampai 1 tahun. Sisa waktu 3 tahun itu lakukan penelitian hingga selesai.

“Cari topik yang menarik bahkan tidak pernah ada penelitian lain, siapkan bahan referensi sebanyak mungkin dan harus banyak membaca. Jika ini dilakukan pasti selesainya tepat waktu,” sebutnya.

Pengarah Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Malaysia tersebut menyatakan, sebagai peneliti harus memiliki konsep proposal penelitian terstruktur dengan baik, seperti introduction
background/literature review, problem statement, research questions, research objectives, research design, methodology dan chapters.

“Tahapan harus jelas terorganisir, supaya hasil penelitian itu bermanfaat dan berkontrbusi terhadap keilmuan dan dunia pendidikan, intinya disitu,” ujarnya.

Sementara, Rektor UMAM, Profesor Waluyo Adi Siswanto membicarakan tentang pengenalan Universitas Muhammadiyah Malaysia. Dirinya menyebutkan saatini, UMAM didirikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Februari 2017 silam. Dulu, Kampus UMAM ini namanya Universitas Muhammadiyah Antar Bangsa Malaysia.

“Namun dipiih kembali nama yang lebih fleksibel yaitu UMAM, karena pihak kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia memperbolehkan,sehingga bersama Profesor Haedar Natsir bersama tim merumuskan nama tersebut,” bebernya.

Sedangkan pendirian UMAM telah disetujui oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia pada 5 Agustus 2021 lalu. Saat ini UMAM telah membukan penerimaan mahasiswa program doktoral saja, tidak ada program strata satu dan master.

Pendatanganan Mou antara Rektor UMB Berau, Doktor Syarifuddin Israil (kiri) dengan Rektor UMAM Malaysia,Profesor Waluyo Adi Siswanto.

“Di UMAM, kami tidak merekrut dosen yang hanya bergelar master atau S2, semua 100 persen doktor dan profesor sekitar 75 persen. Jadi sejak lahir, UMAM itu memiliki mulai tenaga pengajar dan staf semuanya doktor,” sebutnya.

Selanjutnya, disebutkan Waluyo, bahwa program studi di Kampus UMAM sebanyak 5 jurusan yaitu Ph.D in information technology, Ph.D in social science, Ph.D in bussiness and management, Ph.D in education dan Ph.D in islamic studies.

“Untuk biayanya mencapai 100 juta bisa menyelesaikan program doktoral di UMAM dengan masa 3-4 tahun selesai,” pungkasnya.

Salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa doktoral di UMAM misalkan dari warga Negara Indonesia diwajibkan belajar Bahasa Melayu selama satu semester.

Rektor UMKT, Prof Bambang Setiaji yang juga ketua Badan Pengurus Harian (BPH) UMAM mendorong para dosen UMKT yang masih bergelar master harus melanjutkan program doktoralnya ke Kampus UMAM Malaysia.

Hal ini perlu dilakukan agar UMKT ini semakin berkembang dengan memiliki sumber tenaga pengajarnya semua bergelar doktor.

“Supaya grade UMKT ini semakin baik dari sisi keilmuan akademiknya dan perkembangan universitasnya. Kami mendorong supaya dosen yang masih master segera lanjut program doktoral,” tuturnya.

Dirnya mengapresiasi kehadiran Dato’ Seri Profesor Muhammad Mustafa Ishak menjadi pembicara dalam seminar yang dilakukan UMKT.

“Kami berterima kasih kepada Bapak Prof Muhammad Mustafa yang jauh-jauh datang dari Malaysia hadir di UMKT menjadi pembicara tentang riset program doktoral. Mudahan ini menjadi penyemangat bagi dosen UMKT untuk melanjutkan program doktornya,” ucapnya.

Sesi foto bersama usai pergelaran seminar ilmiah di UMKT.

Hadir pula menjadi narasumber yaitu Rektor UMAM, Profesor Waluyo Adi Siswanto dan Wakil Rektor UMAM, Dwi Santoso yang membicarakan tentang penggenalan Kampus UMAM di Malaysia.

Dalam kesempatan seminar itu, Kepala LLDIKTI Wilayah XI Kaltimantan, Doktor Muhammad Akbar menyerahkan secara simbolik surat keputusan penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Muhammadiyah Tanah Grogot, Paser menjadi UMKT.

Pekan ilmiah tersebut juga sekaligus dilakukan memorandum of understanding (MoU) antara Universitas Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dengan UMKT dan Universitas Muhammadiyah Berau (UMB) yang dihadiri langsung Rektor UMB, Doktor Syarifuddin Israil.

[Ard|Adv]