Infokaltim.id, Samarinda- Nampaknya jembatan flayover di Jalan Jaunda menuju ke Jalan Abdul Wahab Syahranie terlihat retak disisi kiri sekira sebelumnya hanya 10 sentimeter. Namun kini sudah terlihat memanjang hingga 5 meter.
Merespon hal itu, Wakil Ketua Komisi III Samri Shaputra mengatakan, keretakan yang terjadi di Jembatan flayover sudah biasa. Karena sudah beberapa kali terjadi, namun hanya ditambal begitu saja.
“Itu sebenarnya membahayakan keselamatan pengendara yang melintas di atas flyover. Harusnya ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, karena bangunan itu nilainya sangat besar,” ujar Samri.
Anggota Legislatif dari Fraksi PKS itu menyampaikan bahwa sebelumnya pihak Komisi III DPRD Samarinda juga telah melakukan monitoring namun belum ada tindakkan dari Pemkot.
“Saat itu kami rekomendasi harus ada perbaikan segera, dan langsung mendapatkan perbaikan, namun sayangnya tidak bertahan lama,” pungkasnya.
Dia pun mengaku heran, karena sejak awal bangunannya sudah tidak bagus atau struktur tanah yang kurang baik. Jadi sudah berapa kali dilakukan perbaikan tapi tidak tahan lama.
“Bangunan flyover ini bisa menjadi pelajaran bagi pemerintah daerah untuk membangun sebuah bangunan. seperti mega proyek di Samarinda, yaitu terowongan yang nilainya mencapai Rp400 miliar, dan Teras Tepian bernilai Rp600 miliar,” pungkasnya.
Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Samarinda itu menyayangkan jika pembangunan infrastruktur seperti flyover itu yang memakai dana dari rakyat tapi tak sebanding dengan besaran dana dan kualitasnya.
“Bisa marah rakyat nanti. Maka dari itu jangan asal membangun saja,” tegasnya.
Dirinya menyarankan agar Pemkot Samarinda dapat memberikan anggaran untuk perawatan bagi bangunan-bangunan yang ada di Samarinda salah satunya adalah Flyover di Jalan Juanda.
[Ard|Ads]
![](“https://infokaltim.id/wp-content/uploads/2024/03/ramadan-dprd-smd.jpg")
