Gelar Soswabang ke Warga Loa Bakung, Anggota DPRD Kaltim Masykur Sarmian Pesan Pentingnya Bangkitkan Nasionalisme

Suasana pergelaran sosialisasi waswasan kebangsaan 4 pilar yang dilakukan oleh Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Masykur Sarmian., (Infokaltim.id/Ard).

Infokaltim.id, Samarinda- Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Masykur Sarmian menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan (soswabang) di Jalan Tugu Monas 2 RT 16 Keluarahan Loa Bakung Kecamatan Sungai Kunjang, Minggu (05/03/2023).

Dalam soswabag tersebut menghadirkan 2 narasumber yaitu Fitroh Asriyadi selaku akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) dan Anggota KPID Kaltim, Dedi Pratama.

Acara soswabang yang dimoderatori Fuad itu memberikan kesempatan kepada Babinsa Kelurahan Loa Bakung, TNI Abdul Hamid menyampaikan dalam sambutannya bahwa, dirinya sangat mengapresiasi Anggota DPRD Kaltim, Masykur Sarmian yang telah melakukan sosialisasi ini.

“Ini salah satu bentuk pengabdian kita terhadap negara melakukan sosialisasi wawasan kebangsaan ini untuk meningkatkan nasionalisme masyarakat terhadap negara, meningkatkan juga kecintaan kita kepada negara Indonesia ini,” pungkasnya.

Masykur Sarmian mengatakan, soswabang 4 pilar kebangsaan ini yaitu Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara dan semboyan negara yaitu Bhineka Tunggal Ika.

“Dari 4 pilar ini tentu kita semua harus memahami, menjaga dan merawat dan dan menerapkan nilai-nilainya,” ujar Masykur.

Misalkan dijelaskan Masykur, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu perlu diimplementasikan dalam proses kehidupan sosial sehari-hari. Sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa bermakna bangsa Indonesia adalah negara yang bertuhan menolak paham anti Tuhan.

“Jadi negara Indonesia ini adalah negara bertuhan tidak ada ruang bagi orang-orang yang tidak bertuhan, ada 6 agama di republik ini yang patut kita saling menjaga dan menghormati satu dengan lainnya,” tuturnya.

Pada prinsipnya, kata Masykur, bangsa Indonesia wajib untuk menyembah Tuhannya beribadah sesuai keyakinan masing-masing secara leluasa, saling toleransi dalam peribadatannya sesuai agamanya.

“Maka kita perlu menjaga keharmonisasian dalam kehidupan beragama dan bersosial untuk mencapai kedamaian dan ketentraman negara Indonesia yang kita cintai ini,” tukasnya.

Lalu, sebagai bangsa Indonesia yang berbudi luhur tentu menjaga sikap saling menghormati, menjaga moralitas dalam pergaulan sehari-hari. “Agar sama-sama mencapai sila ke-2 yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, tentu sebagai manusia yang berkeadaban harus menghormati nilai-nilai keagamaan lainnya,” terangnya.

Begitupun sila ke-3, persatuan Indonesia, maka jangan menjadikan perbedaan itu adalah permusuhan tapi menjadi kekuatan bersama di negara NKRI ini.

“Kita tentu berbeda-beda latar belakang, suku, bahasa, agama dan ras, warna kulit tapi kita tetap satu dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika,” sebutnya.

Sebab itu, Masykur Sarmian berharap mari menjaga 4 konsensus kebangsaan ini untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari demi tercapaiannya bangsa yang memiliki nilai kemanusiaan dan negara Indonesia semakin solid bersatu dan kuat lantaran dengan perbedaan itu.

[Ard | Ads]