Kehadiran Bumdes di Desa Loh Sumber Jadi Solusi Pengolahan Padi

Mesin penggiling padi yang dikelola BUMDes Sumber Purnama, Desa Loh Sumbe. (Infokaltim.id/Ist).

Infokaltim.id, Kukar- Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu terus melakukan inovasi karena memiliki sektor pertanian yang sangat potensial, bahkan sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani.

Kepala desa Loh Sumber, Sukirno mengatakan, bahwa ada Badan usaha milik desa (Bumdes) yang fokus membantu warga sekitar disektor pertanian.

“Jadi itulah yang mendasari Bumbes Sumber Purnama konsen pada bidang pertanian dalam arti luas, sebagai perwujudan visi misi kami yang sudah tertuang dalam RPJM Des dengan konsep Agro Solutions” kata Sukirno, Kamis (21/10/2021).

Dia pun pernah mengevaluasi terkait kebutuhan pokok seperti beras didapat selalu impor dari luar daerah. Hal itu, menjadi pertimbangan pihaknya menyediakan peralatan pertanian sebagai program dengan pemerintah daerah,.

“Kami tidak ingin ada beras dari luar masuk disini, target kami bisa memenuhi kebutuhan beras kecamatan Loa Kulu, bahkan masyarakat Kukar” ungkapnya.

Desa Loh Sumber dengan Bumdes Sumber Purnama, kata Sukirno, bahwa pihaknya telah memiliki pabrik pengolahan padi yang berkapasitas 1 ton per jam, sehingga permasalahan yang dihadapi para petani setelah panen dapat diatasi dengan adanya bumdes yang membeli harga gabah petani di atas harga rata-rata.

“Dengan konsep kami Agro Solutions semua permasalahan petani, baik itu masalah pupuk, bibit, pemanenan hingga naik turunnya harga gabah dapat teratasi” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Bumdes Sumber Purnama, Sudarmadji menjelaskan, Bumdes yang didirikan pada 24 September 2020 itu, selain memiliki pabrik pengolahan beras dengan 1 unit Rice Miling Unit (RMU) yang dibangun 4 bulan setelah Bumdes berdiri, namun juga memiliki 4 unit alat panen padi.

“Untuk memperkuat armada mesin pemanen kedepan akan kami tambah lagi 3 unit, sehingga jumlahnya menjadi 7 unit” ujar Sudarmadji.

Saat ini, kata Sudarmadji, pabriknya didukung 2 orang karyawan dan telah berhasil memproduksi beras dengan kualitas yang baik dan dapat bersaing dipasaran dengan merk Tugu yang dihargai Rp 10.000 per kilogram.

“Masih tahap uji coba, nanti kalo sudah diresmikan akan kami tambah jumlah karyawannya, dan tentunya produksi kami akan kami tingkatkan” tutupnya.

[Rzf | Sdh | Ads]